Uni Eropa Ancam Embargo Rusia, OPEC+ Tak Mau Jor-joran Genjot Produksi Minyak

5 Mei 2022 18:49 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pabrik penyulingan minyak Rosneft di kota Gubkinsky di Siberia barat, Rusia pada 2 Juni 2006. Foto: Delphine Thouvenot/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Pabrik penyulingan minyak Rosneft di kota Gubkinsky di Siberia barat, Rusia pada 2 Juni 2006. Foto: Delphine Thouvenot/AFP
ADVERTISEMENT
Kelompok produsen minyak OPEC+ kemungkinan akan tetap pada rencananya untuk menaikkan produksi pada tingkat moderat, dengan alasan tidak bertanggung jawab atas geopolitik dan gangguan pasokan. Di sisi lain, OPEC+ menekankan kekhawatiran atas prospek permintaan setelah lockdown baru di China.
ADVERTISEMENT
Lima delegasi OPEC+ mengatakan, mereka akan menyetujui kenaikan bulanan lagi sebesar 432.000 barel per hari dalam target produksinya untuk Juni, sejalan dengan rencana untuk mengurangi pembatasan produksi yang dibuat selama pandemi COVID-19 terburuk pada tahun 2020.
Pembicaraan formal OPEC+ dimulai Kamis (5/5) pada pukul 11.00 GMT dengan pertemuan Komite Pemantau Gabungan Menteri.
Pertemuan ini dilatarbelakangi lonjakan harga minyak yang mencapai level tertinggi sejak 2008, yakni lebih dari USD 139 per barel pada Maret setelah invasi Rusia ke Ukraina.
"Saya tidak berpikir keputusan baru akan dibuat," kata salah satu delegasi, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (5/5).
Gedung OPEC. Foto: Wikimedia Commons
Delegasi yang lain mengatakan 'sangat diharapkan' bahwa pertemuan itu akan singkat dan tetap pada rencana. Pertemuan OPEC+ juga terjadi sehari setelah Uni Eropa mengusulkan embargo minyak bertahap terhadap Rusia.
ADVERTISEMENT
Sekretaris Jenderal OPEC Mohammad Barkindo pada Rabu (4/5) mengatakan, tidak mungkin bagi produsen lain untuk menggantikan ekspor Rusia yang mencapai lebih dari 7 juta barel per hari. "Kapasitas cadangan saja tidak ada," katanya.
Harga minyak mentah Brent naik pada Kamis (5/5) ke level USD 111 per barel.
OPEC sekarang memperkirakan permintaan minyak dunia 2022 akan meningkat sebesar 3,67 juta barel per hari pada 2022, turun 480.000 barel per hari dari perkiraan sebelumnya, dengan Barkindo mengatakan bahwa lockdown terbaru di China membatasi permintaan.
Logo Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) di Aljir, Aljazair. Foto: Ramzi Boudina/REUTERS
Amerika Serikat telah berulang kali meminta OPEC untuk meningkatkan produksi, tetapi organisasi yang dipimpin Saudi ini menolak seruan itu di tengah hubungan yang tegang dengan Washington.
International Energy Agency (IEA) bulan lalu setuju untuk merilis rekor volume stok minyak, untuk membantu mendinginkan harga dan mengimbangi gangguan pasokan dari Rusia.
ADVERTISEMENT