Unilever hingga Microsoft Mulai Terapkan Sistem 4 Hari Kerja, Libur 3 Hari

30 April 2021 13:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Unilever Foto: Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Unilever Foto: Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Sistem kerja akan terus mengalami perubahan seiring dengan perkembangan teknologi. Apalagi setelah adanya pandemi, sebagian perusahaan besar mulai menerapkan menerapkan hybrid work.
ADVERTISEMENT
Konsep hybrid work memberikan fleksibilitas lebih besar bagi pegawai. Salah satu perusahaan terkemuka, Unilever, mencoba untuk mempekerjakan pegawai hanya empat hari dalam sepekan di kantornya di Selandia Baru.
Ide ini digagas sekitar November akhir tahun lalu, pilot project itu diikuti sebanyak 81 staf yang awalnya bekerja selama 5 hari menjadi 4 hari. Perusahan masih mengkaji konsep kerja yang singkat ini selama setahun hingga akhir 2021.
Managing Director Unilever Selandia Baru Nick Bangs mengatakan, tujuan dari konsep bekerja empat hari ini yaitu untuk meningkatkan produktivitas. Tetapi dengan tidak menambah jam kerja.
"Kami tidak ingin tim harus bekerja terlalu lama, tetapi itu (konsep baru) akan mengubah cara kita bekerja," ujarnya seperti dikutip kumparan dari The Guardian, Jumat (30/4).
ADVERTISEMENT
Setelah percobaan selesai, manajemen akan mencoba kemungkinan penerapan sistem hybrid work ini terhadap 155.000 pekerja Unilever di berbagai negara. Menurut Nick, sistem kerja baru ini belum tentu bisa diterapkan di luar Selandia Baru, namun akan ada hal baru yang dapat dipelajari.
"Ini merupakan pengalaman yang sangat berharga, kami tidak membuat komitmen terhadap pekerja di luar Selandia Baru," sambungnya.
Logo unilever. Foto: Reuters
Menariknya, Unilever Selandia Baru tidak mempunyai pabrik produksi, hanya ada staff sales dan marketing. Artinya, tidak banyak aktivitas terjun ke lapangan yang dilakukan di kantor Unilever Selandia Baru.
Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern, mendorong sistem kerja yang lebih fleksibel untuk pekerja selama pandemi COVID-19. Ia menuturkan, sistem kerja ini akan mendorong pariwisata lokal ketika pintu untuk wisatawan asing masih ditutup.
ADVERTISEMENT

Produktivitas Naik 40 Persen

Unilever Selandia Baru bukan satu-satunya perusahaan yang mulai menerapkan sistem kerja 4 hari. Raksasa teknologi, Microsoft, juga telah menerapkan sistem kerja 4 hari di Jepang sejak Agustus 2019 silam.
Perusahaan milik Bill Gates ini secara percobaan menerapkan hybrid working ini terhadap 2.300 pegawai dengan tidak mengurangi gaji. Percobaan model kerja baru ini dinamakan Work Life Choice Challenge Summer 2019.
Bekerja dalam waktu yang pendek membuat pegawai Microsoft lebih senang, produktivitas naik 40 persen dalam masa percobaan ini. Bahkan perusahaan berencana memberikan subsidi untuk berwisata keluarga hingga USD 920 atau sekitar Rp 13,2 juta, (kurs Rp 14.400).
"Bekerja dalam waktu yang pendek, waktu istirahat yang baik dan belajar banyak. Saya menginginkan para pegawai bekerja lebih singkat 20 persen dari jam kerja dengan hasil yang sama," ungkap President dan CEO Microsoft Jepang Takuya Hirano seperti dikutip dari The Guardian.
Logo Microsoft Foto: Foto: Lucy Nicholson/Reuters
Selain meningkatnya produktivitas, konsumsi listrik kantor turun 23 persen selama masa percobaan, lalu penggunaan kertas berkurang drastis hingga 59 persen, dan 92 persen pekerja atau mayoritas menyukai masa bekerja empat hari dalam sepekan.
ADVERTISEMENT
Namun, Manajemen Microsoft Jepang menyatakan sistem kerja ini tidak bisa asal diterapkan di kantor-kantor Microsoft lainnya dalam jangka pendek.
"Kami akan selalu mencari inovasi baru melalui kecanggihan teknologi untuk meningkatkan pengalaman para pegawai di seluruh penjuru dunia," tuturnya.
Perusahaan lain yang pernah melakukan hal serupa yaitu Perpetual Guardian, perusahaan ternama di Selandia Baru melakukan percobaan bekerja singkat selama lebih dari dua bulan bersama 240 pegawainya. Para pegawai merasa waktu bekerja dan keluarga seimbang dan menurunkan stres hingga 7 persen.