Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) menyiapkan belanja modal alias capital expenditure (capex) tahun ini sebesar Rp 1,1 triliun. Anggaran belanja modal tersebut, utamanya bakal digunakan untuk penambahan kapasitas pabrik serta alat-alat distribusi.
ADVERTISEMENT
Governance & Corporate Affairs Director Unilever, Sancoyo Antarikso mengatakan jumlah belanja modal tahun 2019 masih relatif sama dibandingkan tahun 2018. Sedangkan dibandingkan tahun 2017 nilai itu relatif lebih kecil. Belanja modal di 2017 sebesar Rp 1,6 trilun.
Meski begitu, ia menekankan nilai itu telah sesuai dengan proporsi kebutuhan proses produksi bagi Unilever.
"Penggunaan (belanja modal) untuk biaya produksi dan penambahan kapasitas dari mesin. Tergantung kebutuhan, jika utilitas sudah di atas 80 persen maka akan kami naikkan untuk cover demand," katanya di Media Gathering Unilever Indonesia di Intercontinental Jakarta, Kamis (4/4).
Tak hanya pabrik untuk produksi produk, Unilever juga tengah menyiapkan pembuatan pabrik pengolahan plastik yang berada di Sidoarjo Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
Nantinya, hasil dari pabrik itu akan diberikan kepada produsen kemasan yang menjadi pemasok UNVR. Adapaun kapasitas produksinya mencapai 3 ton per hari.
"Kami kerja sama dengan supplier plastik. Ini bukan untuk menekan biaya, utamanya untuk pengolahan limbah plastik," ujarnya.
Sancoyo lantas menyebut, pembiayaan belanja modal itu berasal dari internal perusahaan. Bila tak mencukupi, kata dia, baru bakal dilakukan pinjaman ke perbankan.
Sebagai informasi, sepanjang tahun 2018 ini Unilever mencatatkan peningkatan laba hingga 30,1 persen dibandingkan tahun lalu, yaitu menjadi Rp 9,1 triliun. Sedangkan, penjualan bersih yang didapat di periode yang sama sebesar Rp 41,8 triliun, meningkat 1,5 persen.
Ia menjelaskan penjualan paling banyak dari produknya ialah pada personal care (non-food) seperti komestik. Apalagi, seiring inovasi yang dilakukan guna menggaet segmen pasar yang kian luas.
ADVERTISEMENT
"Misalnya saja Ponds, beberapa tahun lalu identik digunakan emak-emak, sekarang sudah ada versi BB powder-nya, yang awalnya jastip dari Thailand, ada mask, agar bisa diterima anak muda, nah ini bagaimana produk kita relevan," tandasnya.