Urgensi Motor Listrik Kurangi Polusi Udara

21 Maret 2024 13:30 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tempat pengisian/penukaran baterai listrik (SWAP) PLN. Foto: PLN
zoom-in-whitePerbesar
Tempat pengisian/penukaran baterai listrik (SWAP) PLN. Foto: PLN
ADVERTISEMENT
Senin, 28 Agustus 2023, Istana Kepresidenan disibukkan dengan rapat terbatas. Biasanya ratas bersama para menteri membahas banyak isu penting lintas sektor, tapi saat itu Presiden Jokowi fokuskan membahas polusi udara yang tak kunjung reda selama berbulan-bulan di Jabodetabek.
ADVERTISEMENT
Maklum saja, berdasarkan IQAir, indeks kualitas udara Jakarta saat itu masuk kategori tidak sehat dan terburuk di dunia, yaitu konsentrasi PM2.5 di Jakarta saat itu 15.6 kali nilai panduan kualitas udara tahunan WHO.
Particulate Matter (PM2.5) adalah partikel udara yang berukuran lebih kecil dari atau sama dengan 2.5 µm (mikrometer). Pengukuran konsentrasi PM2.5 menggunakan metode penyinaran sinar Beta (Beta Attenuation Monitoring) dengan satuan mikrogram per meter kubik (µm/m3).
Data yang dihimpun Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun 2022, ada sekitar 25,5 juta kendaraan bermotor yang terdaftar beroperasi di DKI Jakarta. Sebanyak 78 persen di antaranya merupakan sepeda motor.
Sepeda motor menghasilkan beban beban pencemaran per penumpang paling tinggi dibandingkan mobil pribadi bensin dan solar, mobil penumpang, serta, bus. Efisiensi kendaraan sangat penting. Jadi, kalau naik bus, kontribusi pada CO2 akan lebih kecil dibandingkan sepeda motor dan mobil pribadi.
Ilustrasi dampak buruk polusi udara terhadap kesehatan. Foto: Deemerwha studio/Shutterstock
Berdasarkan Jabodetabek Urban Transportation Policy Integration Project Phase 2 (JUTPI-2) tahun 2018, total pergerakan di Jabodebatek 88,2 juta trip per hari, di dalam Jakarta ada 21,2 juta trip per hari (24,03 persen), commuter 6,4 juta trip per hari (7,26 persen), dan lainnya yang melintas di dalam sub urban sebanyak 60,6 juta trip per hari (68,71 persen).
ADVERTISEMENT
Dalam bermobilitas, sebanyak 15,1 persen menggunakan mobil pribadi, 72,65 persen sepeda motor dan sisanya 12,25 persen menggunakan angkutan umum (bus, kereta, ojek, taksi, dan bajaj).

Penetrasi Motor Listrik

Beberapa langkah diambil pemerintah untuk mengembalikan langit Jabodetabek jadi cerah. Mulai dari meminta membuat water mist generator atau pompa air bertekanan tinggi hingga percepatan proses pembentukan ekosistem kendaraan listrik atau electronic vehicle (EV) di Indonesia serta melakukan pengecekan karbon emisi.
Motor listrik menjadi salah satu bagian dari ekosistem kendaraan listrik yang terbilang cepat penetrasinya. Karena mayoritas pengguna kendaraan pribadi di Jakarta adalah motor yang juga menjadi kendaraan untuk transportasi massal seperti ojek online.
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Rachmat Kaimuddin, mengatakan pemerintah mendorong supaya terjadi shifting dari kendaraan yang berbasis BBM menjadi kendaraan listrik karena banyak hal buruk yang timbul dengan penggunaan kendaraan berbasis BBM.
ADVERTISEMENT
Pertama, mengeluarkan emisi CO2 yang selama ini dihasilkan dari kendaraan bermotor dan mempengaruhi pemanasan global.
“Kedua mengeluarkan asap gitu jadi dia polusinya sendiri pm 2.5 dan sebagainya itu ada yang notabene adalah salah satu faktor terbesar polusi udara di Jabodetabek itu adalah kendaraan bermotor,” kata dia dalam podcast kumparan, Senin (27/11).
Ketiga, kata dia, tentunya mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap BBM yang masih impor sampai hari ini.
Rachmat mengatakan, saat program KBLBB dicanangkan, Jokowi menargetkan 13 juta motor listrik dan 2 juta mobil listrik di 2030. Karena itu, setidaknya harus ada 200 ribu kendaraan listrik yang terjual di tahun 2023 dan 600 unit di 2024.

Perlu Dorong Produsen Motor Listrik

Meski begitu, setelah beberapa bulan program subsidi motor dan mobil listrik berjalan, populasinya hingga kini masih belum banyak. Apalagi sebelumnya, program ini hanya diperuntukkan bagi UMKM. Meskipun sejak September, semua yang memiliki KTP boleh membeli motor dan mobil listrik subsidi.
ADVERTISEMENT
Rachmat membeberkan biang kerok rendahnya pembelian sepeda motor listrik di Indonesia. Saat ini sudah ada 17 brand atau merek motor listrik yang memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 40 persen.
Artinya, 17 produsen tersebut telah memenuhi persyaratan untuk masuk dalam deretan produsen motor listrik yang mendapatkan insentif dari pemerintah.
Namun, dari 17 merek tersebut, Rachmat bilang, belum ada merek yang dapat mendominasi dalam persaingan bisnis sepeda motor di Indonesia.
Karena itu, motor listrik ini belum dapat menarik minat masyarakat. Terlebih, menurutnya, masyarakat Indonesia sulit untuk menjajal merek-merek baru dan lebih memilih merek yang banyak digunakan di pasaran.
“Jadi ketika masyarakat biasa membeli motor dengan merek X sama Y, tapi X sama Y ini belum ada di 17 ini,” tambah Rachmat.
ADVERTISEMENT
Jika dilihat dari peminat subsidi motor listrik Rp 7 juta, jumlah pendaftar terbaru masih sangat jauh dari total kuota 200 ribu sampai akhir tahun ini.
Melansir dari laman Sistem Informasi Bantuan Pembelian Kendaraan Bermotor Listrik Roda Dua atau Sisapira, sampai dengan Jumat (15/12), kuota yang tersisa masih sebanyak 182.117 unit.
Adapun pendaftar yang tengah dalam proses pendaftaran mencapai 6.181, sebanyak 3.018 pendaftar telah terverifikasi dan sebanyak 8.684 telah tersalurkan.