Usai Boncos Rp 1.724,2 Triliun, Saham Adani Group Melesat 14,7 Persen

7 Februari 2023 21:32 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Adani. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Adani. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Saham perusahaan raksasa, Adani Group, yang baru-baru ini mengguncangkan ekonomi India, melesat. Hal ini terlihat dari pergerakan saham andalan perusahaan, Adani Enterprises Ltd (ADEL.NS), yang naik 14,7 persen pada Selasa (7/2).
ADVERTISEMENT
Adani Ports and Special Economic Zone (APSE.NS) juga naik 2,6 persen, diikuti saham Adani Wilmar naik 5 persen. Naiknya saham anak-anak usaha Adani Group karena perusahaan membayar sejumlah utang kepada kreditur.
Sebelumnya, saham perusahaan terguncang setelah Hindenburg Research pada 24 Januari menuduh bahwa Adani Grup telah terlibat saham gorengan dan menggunakan suaka pajak.
Akibat tuduhan itu, kapitalisasi saham Adani Group langsung ambrol USD 113,6 miliar dalam sekejap. Nilai ini setara Rp 1.724,2 triliun (kurs Rp 15.178 per dolar AS
Menteri BUMN Erick Thohir bertemu Chairman Adani Group Gautam Adani di Singapura. Foto: Kementerian BUMN
"Pada hari Senin, Grup Adani mengatakan membayar di muka pinjaman saham senilai USD 1,11 miliar," kata laporan Reuters.
Namun, pembayaran utang ini belum berdampak langsung pada Adani Green Energy (ADNA.NS), Adani Total Gas Ltd (ADAG.NS) atau Adani Power (ADAN.NS) yang turun 5 persen pada hari rilisnya laporan Hindenburg Research.
ADVERTISEMENT

Awal Mula Adani Group Boncos

Perusahaan milik taipan India, Gautam Adani, ambrol karena laporan yang dikeluarkan Hindenburg Research. Selain disebut main saham gorengan dan gunakan suaka pajak, laporan tersebut juga mengungkapkan bahwa grup ini memiliki utang yang tidak berkelanjutan.
Laporan itu keluar bertepatan dengan momentum Adani Group yang ingin menghimpun dana dari masyarakat dan investor asing dengan penjualan saham senilai USD 2,5 miliar. Gara-gara tuduhan itu, rencana himpunan batal karena perusahaannya mengalami kerugian USD 113 miliar.
Adani Group membantah tuduhan Hindenburg Research. Perusahaan mengeklaim mematuhi semua aturan.
Meski perusahaan bersikeras, investor langsung melepas saham Adani saat itu juga. Lembaga pemeringkat Moody telah memperingatkan anjloknya saham Adani dapat memukul kemampuan perusahaan untuk meningkatkan modal. Bank sentral India juga telah mulai memeriksa daftar pemberi pinjaman ke Gautama Adani.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, JPMorgan mengatakan sejumlah anak perusahaan Adani Group masih memenuhi syarat untuk dimasukkan ke dalam indeks-indeks obligasi bank. Direktur Arihant Capital Markets, Anita Gandhi menyebutkan kedua faktor ini juga bikin harga saham naik.
"Hal ini membantu kenaikan adalah koreksi tajam pada saham-saham grup, yang membuatnya menarik," kata Gandhi.
Boncosnya kapitalisasi pasar saham Adani Group juga disinggung Presiden Jokowi. Dalam pertemuan tahunan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 2023, dia memperingatkan lembaga terkait agar berhati-hati dengan saham gorengan dan lindungi investor pasar modal.
"1 perusahaan Adani kehilangan USD 120 miliar, hilang. Langsung dirupiahkan Rp 1.800 triliun. Hati-hati mengenai ini, pengawasan, pengawasan, pengawasan. Jangan sampai ada yang lolos seperti itu karena goreng-gorengan Rp 1.800 triliun,” imbuh Jokowi dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2023 di Hotel Shangri-La, Jakarta, Senin (6/2).
ADVERTISEMENT
Akibat kejadian ini, kekayaan Adani menyusut USD 64,7 miliar dalam 10 hari. Bursa saham India pun langsung bergejolak. Boncosnya Rp 1.800 triliun aset Adani Group bikin seperempat Produk Domestik Bruto (PDB) India hilang. Kondisi ini menyebabkan mata uang Rupee jatuh.