Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Usai Genderang Tarif Trump, Presiden Macron Hubungi Prabowo Bahas Perdagangan
5 April 2025 13:56 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Presiden Prancis Emmanuel Macron baru saja mengubungi Presiden Prabowo Subianto membahas kerja sama strategis di bidang logam kritis dan dukungannya terhadap transisi energi yang dijalankan RI. Menariknya kabar ini dia posting di sosial media X dahulu Twitter dengan Bahasa Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Saya baru saja berbicara dengan Presiden Indonesia, @Prabowo Subianto. Prancis dan Eropa ingin membangun ekonomi masa depan bersama Indonesia dengan menciptakan rantai nilai yang tangguh, terutama di sektor logam kritis," tulis Macron lewat X pribadinya, Sabtu (5/4).
Prancis-RI telah memutuskan untuk memperkuat hubungan antarnegara dengan proyek-proyek yang ambisius dan berwawasan ke depan. Macron menyebut persiapan ini bakal terwujud dalam kunjungannya ke RI di akhir bulan Mei 2025.
"Kita bertekad untuk mempererat kerja sama di bidang pertahanan, ekonomi, ilmu pengetahuan, dan budaya, serta mengembangkan pertukaran akademik kita," tulisnya.
Selain membahas kerja sama di sektor ekonomi dan pertahanan, Macron menilai Prancis-RI punya tekad yang sama untuk mempromosikan perdamaian dan keamanan di Timur Tengah serta mengakhiri perang agresi yang dilakukan oleh Rusia terhadap Ukraina.
"Kami akan bekerja sama dalam persiapan konferensi tentang Gaza yang akan diadakan pada bulan Juni," kata Macron.
ADVERTISEMENT
Macron menyebut sudah saatnya masa depan dibangun melalui kemitraan yang kuat, perdagangan yang terbuka, dan visi bersama.
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akhirnya mengumumkan tarif impor baru ke banyak negara yang menjadi dimulainya genderangan perang dagang Trump, Rabu (2/4) malam waktu AS, lebih cepat dari jadwal sebelumnya pada Kamis (3/4) pagi. Dia menyebutnya sebagai 'Hari Pembebasan' atau 'Liberation Day'.
Nama negara yang pertama disebut Trump adalah China yang dikenakan tarif impor atau tarif imbal balik (resiprokal) 34 persen. Indonesia juga tidak luput dari target Trump. Dalam daftar yang dipegang Trump dalam konferensi pers, Indonesia kena tarif impor 32 persen.