Usai Insiden Dumai, Dirut Pertamina Identifikasi 5 Penyebab Kebakaran Kilang

12 April 2023 5:29 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kilang Pertamina Dumai yang dikelola PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Refinery Unit II. Foto: Dok. Pertamina
zoom-in-whitePerbesar
Kilang Pertamina Dumai yang dikelola PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Refinery Unit II. Foto: Dok. Pertamina
ADVERTISEMENT
Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati, telah mengidentifikasi lima penyebab pemicu kebakaran di aset-aset milik perusahaan, termasuk Kilang Dumai dan Depo Plumpang yang baru-baru ini terjadi.
ADVERTISEMENT
Nicke mengatakan, usai insiden yang terjadi di Balongan di tahun 2021 silam, Pertamina sudah bergerak melakukan audit oleh auditor internasional yang independen untuk memetakan aspek keamanan di kilang, terminal BBM, dan aset lainnya.
"Orang mengatakan bahwa perusahaan yang baik bukan perusahaan yang tidak pernah melakukan kesalahan, tapi bagaimana kemudian kita bergerak memperbaiki diri," ujarnya saat silaturahmi pimpinan media dan direksi Pertamina, Selasa (11/4).
Secara garis besar, lanjut dia, pemetaan tersebut membuahkan hasil yaitu teridentifikasinya empat penyebab kebakaran, namun bertambah satu lagi pasca kejadian ledakan di Kilang Dumai awal April 2023.
Penyebab pertama yaitu karena petir. Nicke menyadari alasan ini terbilang klise, namun menurut dia nyatanya imbas perubahan iklim, frekuensi serta intensitas petir memang semakin meningkat.
ADVERTISEMENT
"Kita sudah bangun sampai tiga lapis, yang dua lapis sudah selesai di kilang-kilang, sekarang lapis ketiga sedang kita bangun, jadi lightning protection system kita perkuat baik di kilang, terminal, dermaga, dan seluruh aset," jelas Nicke.
Nicke melanjutkan, penyebab kedua yakni karena overflow seperti yang terjadi di Kilang Balongan. Pertamina pun memperkuat control system dan instrumen untuk menghindari overflow kembali terjadi.
Kemudian penyebab ketiga adalah high temperature dan hidrogen attack, salah satunya menjadi penyebab Kilang Dumai meledak. Dia menyebutkan, dampak ledakan ini bisa terasa hingga 1 kilometer sehingga zona aman atau buffer zone sangat diperlukan di seluruh aset Pertamina.
"Kalau kita bicara 50 meter buffer zone untuk api, kalau getaran yang kemarin di Dumai ada 600 rumah ada yang kacanya pecah, ini karena getaran 9 kali itu hampir langsung besar sekali langsung 1 kilometer," ungkap Nicke.
ADVERTISEMENT
Dia menambahkan, penyebab keempat adalah sulfidasi. Hal ini lantaran beberapa kilang Pertamina sedang dikembangkan (revamp) agar bisa mengolah minyak mentah (crude) dengan sulfur tinggi.
"Kita lakukan improvement dengan RDMP, ada beberapa penggantian unit agar bisa melakukan proses crude dengan sulfur tinggi. Sulfidation bisa terjadi kalau kita tidak mengganti materialnya, agar tidak terjadi korosi," tuturnya.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati bersama jajaran Direksi melakukan konfrensi Pers atas insiden TBBM Pertamina Plumpang di RSPP, Jakarta, Sabtu, (4/3/2023). Foto: Dok. Istimewa
Lalu penyebab terakhir adalah corrosion under insulation. Nicke menuturkan, awalnya Pertamina menilai pemasangan insulation atau bantalan sudah aman dari terjadinya korosi.
"Ternyata tidak karena untuk proses temperatur rendah, artinya di atas 150 derajat itu memungkinkan ada air yang tidak menjadi uap. Kalau panas di atas 200 derajat tidak ada lagi endapan air, ini ada air yang diam yang membuat korosi," sambung dia.
ADVERTISEMENT
Nicke pun mengantisipasi seluruh penyebab tersebut selain dengan mengubah peralatan atau material aset yang sudah tua, tapi juga dengan membangun sistem dan meningkatkan kompetensi sumber daya manusia (SDM).
"Saya ingin menyampaikan agar masyarakat tidak terus khawatir, Pertamina tidak pernah diam, Pertamina melakukan improvement jadi kita tetap optimis aset-aset tua yang kita kelola dapat kita kelola dengan baik dan kita operasikan," pungkasnya.