Usai Merger, PT PPI Beberkan Rencana Perkuat Pangan Nasional Agar Tembus Ekspor

16 Desember 2021 19:43 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Talkshow akhir tahun PT PPI (Persero) usai merger dengan PT BGR (Persero) , Kamis (16/12). Foto: Dok. PPI
zoom-in-whitePerbesar
Talkshow akhir tahun PT PPI (Persero) usai merger dengan PT BGR (Persero) , Kamis (16/12). Foto: Dok. PPI
ADVERTISEMENT
Menjelang akhir tahun, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) atau PT PPI menggelar acara sosialisasi pemantapan menuju integrasi trading logistik yang terdigitalisasi. Sosialisasi ini rangkaian dari babak baru PPI usai merger dengan PT BGR (Persero).
ADVERTISEMENT
Merger dilakukan pada 2 Desember 2021 dengan bergabungnya BGR ke PPI. Proses merger diawali dengan Peraturan Pemerintah No. 97 Tahun 2021 yang diterbitkan tanggal 15 September 2021 perihal penggabungan BGR ke dalam PPI, sampai pada disahkannya Akta Notaris tentang Penerimaan Pemberitahuan Penggabungan Perseroan PT PPI (Persero).
Dalam acara sosialisasi yang dilakukan hari ini, Kamis (16/12) di hadapan para karyawan dan stakeholders, Direktur Utama PPI, Nina Sulistyowati, mengatakan berbicara tentang pangan, berkaitan dengan hajat hidup masyarakat Indonesia.
Menurut dia, PPI usai penggabungan merger dengan BGR ini akan bertransformasi untuk menghasilkan produk berkualitas melalui sinergi Klaster Pangan,
"Tak hanya itu, inklusivitas petani, nelayan, peternak dan UMKM untuk memberikan kontribusi besar untuk pemerintah, baik berupa pajak maupun dividen," ujar Nina dalam keterangan tertulis, Kamis (16/12).
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Kementerian Perindustrian, Muhammad Khayam ikut hadir memberikan masukkan pada babak baru New PPI dengan peran end state sebagai agregator agri-food dan logistik terdigitalisasi terbesar di Indonesia dalam ekosistem rantai pasok pangan menuju proses holding BUMN pangan.
Dia mengatakan usai merger, PPI menjadi trading-logistik. Dengan begitu, ada peningkatan peringkat indeks daya saing logistik Indonesia, dalam hal ini PPI diharapkan mampu memanfaatkan berbagai peluang yang ada.
"Pentingnya sinergi antara industri dan trading menjadi hal yang perlu diperhatikan dengan penataan ekspor dan impor melalui neraca komoditas," terang Khayam.
Aplikasi 'Warung Pangan' bentukan BUMN Pangan dan Kemenkop UKM. Foto: Dok. Warung Pangan
Sementara itu, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Gatut Sumbogodjati, mengatakan sangat mendukung PPI untuk terus berkontribusi untuk mendistribusikan produk-produk strategis dan komoditas pertanian lainnya, dari daerah surplus ke user/pengguna juga berperan dalam penyelesaian permasalahan logistik terkait ekspor komoditas pertanian.
ADVERTISEMENT
Dalam refleksi akhir tahun ini, PPI juga menggembleng para karyawannya melalui motivational session dalam melakukan improvement kinerja untuk selalu adaptif dan kreatif untuk menjawab tantangan bisnis trading logistik.
PPI akan memberikan nilai tambah yaitu meningkatkan pendapatan, menurunkan biaya, meningkatkan kapabilitas operasional, pendanaan, serta SDM dan  menjadi end-to-end service provider di bidang trading dan logistik.