Usai Pembangkit Listrik di Pelabuhan Ratu, PLN Bakal Lepas PLTU Pacitan

21 Oktober 2022 15:06 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nelayan melintasi di PLTU Suralaya di Cilegon. Foto: RONALD SIAGIAN / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Nelayan melintasi di PLTU Suralaya di Cilegon. Foto: RONALD SIAGIAN / AFP
ADVERTISEMENT
PT PLN (Persero) baru saja melepas pengelolaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Pelabuhan Ratu kepada PT Bukit Asam Tbk (Persero) atau PTBA. Selanjutnya, PLN berpeluang melepas PLTU Pacitan untuk dikelola badan usaha lain.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut dibenarkan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif. Meski begitu, dia tidak mengungkap badan usaha mana yang akan mengambil alih pengelolaan PLTU Pacitan.
"Bisa BUMN bisa swasta, kan sekarang kalau di Jawa kelebihan listriknya banyak," ujarnya saat ditemui wartawan di kantor Kementerian ESDM, Jumat (21/10).
Arifin mengatakan, PLTU Pelabuhan Ratu memang tidak akan menjadi satu-satunya yang dilepas PLN. Hal ini seiring dengan upaya pensiun dini (early retirement) PLTU untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK).
"Pasti ada lah, kan kita memang juga banyak PLTU yang sudah berusia uzur," tambah dia.
Dia menjelaskan, mekanisme pendanaan untuk pengambilalihan ini tidak hanya dibebankan kepada badan usaha yang akan mengelola PLTU yang bersangkutan, namun bisa juga mendapatkan pendanaan dari pihak ketiga, bahkan dari asing.
ADVERTISEMENT
"Iya (menunggu pendanaan dari luar negeri)," kata Arifin.
Sebelumnya, PLN terus jajaki peluang kerja sama dengan lembaga keuangan internasional, salah satunya Asian Development Bank (ADB), untuk mendukung penghentian operasional PLTU dengan kapasitas 6,7 gigawatt (GW) hingga 2040.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyampaikan sambutan saat pembukaan kegiatan G20 Energy Transitions Ministerial Meeting (ETMM) di Nusa Dua, Badung, Bali, Jumat (2/9/2022) Foto: Fikri Yusuf/Antara Foto
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan untuk mempensiunkan PLTU, PLN tidak bisa berjalan sendiri. Mekanisme pensiunkan PLTU akan dilaksanakan secara bertahap baik secara natural maupun pensiun dini (early retirement) dan menggantinya dengan energi baru terbarukan (EBT).
“Kami terus berproses dengan mitra dan lembaga investasi global. Kami tidak akan melanjutkan operasional PLTU yang sudah usang,” ujarnya melalui keterangan resmi, dikutip Kamis (20/10).
Dari total 6,7 GW yang bakal terminasi pada 2040, terbagi atas 3,2 GW pembangkit yang berhenti beroperasi secara natural, sementara 3,5 GW menggunakan skema early retirement.
ADVERTISEMENT
Adapun kerja sama PLN dengan ADB melalui skema Energy Transition Mechanism (ETM). Menurut Darmawan, untuk bisa mempensiunkan PLTU, PLN butuh dana yang tidak sedikit. Oleh karena itu, ETM hadir sebagai salah satu strategi pembiayaan untuk mempensiunkan PLTU lebih awal.