Usai Ribut Karya Nyoman Nuarta di Ibu Kota Baru, Jokowi Undang Para Arsitek

16 April 2021 4:16 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Jokowi bersama sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju saat meninjau lokasi rencana ibu kota baru di Sepaku, Penajam Paser Utara, Kaltim. Foto: Dok. Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi bersama sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju saat meninjau lokasi rencana ibu kota baru di Sepaku, Penajam Paser Utara, Kaltim. Foto: Dok. Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Desain ibu kota baru sempat menuai pro dan kontra dari masyarakat. Desain Istana Garuda di ibu kota baru itu merupakan karya Nyoman Nuarta.
ADVERTISEMENT
Ia terpilih sebagai pemenang Sayembara Istana di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Negara yang digelar Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada tahun lalu.
Sejumlah asosiasi pun sempat mengkritik desain Istana Kepresidenan karya Nuarta yang berbentuk burung garuda dan sayapnya. Mereka menganggap desain tersebut hanya mengandalkan citra dan tak menunjukkan upaya pemerintah mewujudkan kota berwawasan lingkungan.
Akhirnya pada hari ini, Presiden Jokowi pun menerima masukan dari para ahli tersebut, mulai dari arsitek, perencana wilayah, hingga ahli lingkungan hidup.
Usai pertemuan, Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan, pemerintah terbuka untuk semua gagasan dan usulan terkait ibu kota negara yang berada di Kalimantan Timur tersebut. Usulan itu pun dinilai positif untuk membangun ibu kota baru.
ADVERTISEMENT
“Sebagaimana yang telah disampaikan bapak presiden, bahwa kami pemerintah akan terbuka dengan semua gagasan, semua usulan, yang disampaikan secara baik, konstruktif, untuk membangun ibu kota negara kita yang akan datang,” ujar Suharso dalam pernyataannya secara virtual, Kamis (15/4).
Visualisasi desain Istana Negara di ibu kota baru. Foto: Bappenas/@suharsomonoarfa
Menurut dia, ibu kota baru yang akan dibangun adalah untuk seluruh masyarakat Indonesia. Sehingga menurutnya, masyarakat pun harus memperoleh kesempatan yang sama untuk berpartisipasi.
Suharso menjelaskan, Presiden Jokowi telah mendengar seluruh masukan dari para ahli dan masukan itu akan menjadi pertimbangan pemerintah. Bahkan menurut dia, Presiden juga meminta para ahli tersebut untuk turut bergabung dalam Badan Otorita Ibu Kota Negara.
"Bahkan Bapak Presiden mengundang para ahli ini untuk ikut serta duduk di Badan Otorita Ibu Kota apabila itu nanti sudah terbentuk. Setidak-tidaknya bisa memberikan rekomendasi tentang segala hal tentang perencanaan dan pelaksanaan ibu kota negara,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia (IAPI) Hendricus Andy Simarmata mengatakan, ibu kota negara harus memenuhi standar bangunan. Ia juga berharap ibu kota baru bisa menjadi contoh bagi internasional, khususnya dengan mengedepankan alam dan keberpihakan terhadap masyarakat lokal.
Dia juga memberi masukan kepada presiden mengenai pentingnya suatu proses dilakukan secara terukur. Termasuk sayembara yang dilakukan untuk bangunan gedung bisa dilakukan secara baik.
“Tadi kami mengusulkan, khususnya dari Ikatan Arsitek Indonesia dan Green Building Council Indonesia, agar sayembara-sayembara untuk bangunan-bangunan, gedung, bisa dilakukan secara proper. Dengan kerangka acuan kerja yang terukur, sehingga kita bisa dapatkan yang terbaik bagi ibu kota kita,” pungkasnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi memposting visualisasi rancangan karya Nyoman Nuarta itu di akun instagramnya, Jumat (2/4). Jokowi menjelaskan, karya tersebut merupakan salah satu masukan ke Kementerian PUPR yang telah mengundang beberapa arsitek dan seniman, mengenai bangunan ikonik di ibu kota baru.
ADVERTISEMENT
Sejumlah usulan pun masuk. Salah satunya adalah pradesain Istana Negara karya seniman patung kenamaan Nyoman Nuarta ini.
"Usulan beliau sarat dengan filosofi lambang Burung Garuda sebagai pemersatu bangsa sesuai semboyan Bhinneka Tunggal Ika," kata Jokowi.
Presiden menegaskan, usulan dari Nyoman Nuarta ini masih pada tahap pradesain. Karenanya Jokowi sangat mengharapkan masukan dari berbagai kalangan tentang pradesain Istana Negara ini.
"Saya menginginkan Istana Negara tidak hanya dikenang sebagai tempat Presiden bekerja atau menjadi simbol kebanggaan bangsa, tapi juga mencerminkan kemajuan bangsa," lanjutnya.
Visualisasi desain Istana Negara di ibu kota baru. Foto: Bappenas/@suharsomonoarfa
Namun demikian, Ikatan Arsitek Pertanyakan Penunjukan Nuarta Ikatan Arsitek Indonesia mempertanyakan proses sayembara Istana di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Negara.
Nyoman Nuarta mengaku diberikan waktu 12 hari oleh Kementerian PUPR untuk mempersiapkan visualisasi konsep, gagasan dan sketsa gedung IKN. Gedung tersebut di antaranya Istana Presiden dan Wakil Presiden, kompleks Senayan, dan rumah ibadah.
ADVERTISEMENT
Sekretaris Jenderal Ikatan Arsitek Indonesia, Ariko Andikabina, mengatakan pihaknya khawatir kalau benar waktu yang diberikan hanya 12 hari. Sebab, bisa saja hasilnya malah kurang maksimal.
“Untuk sayembara bangunan publik yang lain kita memerlukan waktu yang cukup. Sedang untuk bangunan sepenting ini, untuk kepala negara, orang nomor 1 di negeri ini kenapa didesain dengan 1 hari? Dengan asumsi 12 bangunan dalam 12 hari ya,” kata Ariko saat dihubungi, Kamis (1/4).
Ariko menganggap dalam proses desain tersebut seharusnya dimaksimalkan. Ia menegaskan dalam sayembara desain istana memang tidak bisa dilakukan secara sembarangan.
“Kita perlu mencurahkan pikiran-pikiran terbaik di negeri ini. Karena istana, dengan tingkat keamanan dan kerahasiaan yang tinggi bisa saja dilakukan sayembara terbatas. Namun selayaknya tetap dilaksanakan secara baik dan selayaknya,” ujar Ariko.
ADVERTISEMENT