Usai Rombak Direksi dan Komisaris, BTN Beberkan Rencana Bisnis

27 November 2019 20:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Bank BTN. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bank BTN. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau Bank BTN telah menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) dengan merombak pimpinan di jajaran direksi dan komisaris.
ADVERTISEMENT
Rapat yang digelar siang tadi, ada lima direksi yang dirombak, mulai dari posisi Direktur Utama definitif dengan mengangkat Pahala N Mansury dan empat direksi lainnya. Di jajaran komisaris, dari enam pejabat yang ada, hanya menyisakan satu komisaris lama yang bertahan.
BTN pun membeberkan rencana perusahaan ke depan dengan perombakan besar-besaran ini. Apalagi, perusahaan punya target laba sekitar Rp 3 triliun tahun depan.
Direktur Finance, Planning & Treasury BTN Nixon L. P. Napitupulu mengatakan, perusahaan bakal mengalihkan bisnis pelayanan nasabah menjadi lebih ke digital.
Akselerasi digital banking ini paralel dengan target nasabah yang dikejar dengan membidik dana murah (current account and saving account/CASA) atau tabungan dan giro pada tahun depan.
"Jadi, dari nomenklatur aja sudah keliatan bahwa kita arahnya mau digital. Ada yang sangat baru enterprize menagement, big data and analytic. BTN akan shifting ke area costumer yang lebih high tech, big data dan banyak perubahan di sektor digital di Bank BTN," kata dia di Menara BTN, Jakarta, Rabu (27/11).
Direktur Utama Pahala Mansury bersama jajaran direksi PT. BTN yang baru. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Selain itu, Nixon mengungkapkan, rencana ke depan yakni likuiditas. Jadi, Bank Indonesia (BI) sudah menurunkan suku bunga beberapa kali. Tapi dia mengakui, market tak bisa semena-mena menurunkannya ke masyarakat.
ADVERTISEMENT
Pihaknya butuh transisi hingga 6-8 bulan. Sebab likuiditas market ketat. LDR masih 94 persen dan bank BUKU IV agresif menarik dana dari masyarakat yang kadang-kadang lebih murah dari BUKU III.
"Ke depan bisa tingkatkan likuiditas market. BTN targetnya Rp 1,25 triliun tambah likuiditas tahun depan. Tapi mungkin bank lain lebih besar dan bisa cari alternatif lain di pelonggaran liquidity. Itu yang menyebabkan orang enggak bisa nurunin drastis suku bunga. Suku bunga kredit juga bertahap, itu yang terjadi di market," kata dia.
Rencana lain, kata Nixon, tahun depan perusahaan akan mengurangi fokus di obligasi, pinjaman bilateral yang biasanya berada di institusional dan menggantinya dengan time deposit atau deposito. Sebagai gantinya, BTN akan mengubah fokus penghimpunan dana lebih mengarah ke segmen ritel yang lebih murah.
ADVERTISEMENT
Dia menjelaskan, perubahan fokus tersebut karena tingginya rasio dana mahal membuat biaya dana atau cost of fund perseroan sehingga bunga pinjaman ikut terkerek naik.
"Jadi bagaimana caranya BTN re-balancing retail naik dan komposisi turun. Deposito institusi akan turun dan retail naik. Kita akan shifting sebagian dana-dana ke tabungan," lanjut Nixon.
Para pejabat Bank BTN pada rapat umum pemegang saham luar biasa di Kantor Pusat Bank BTN, Jakarta, Rabu (27/11/2019). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Selain mengejar dana murah dari konsumen ritel, perusahaan juga bakal melakukan peralihan pada penghimpunan biaya murah.
Direktur Operation, IT & Digital Banking BTN Andi Nirwoto mengungkapkan, perubahan tersebut mau tidak mau dilakukan agar bisnis KPR semakin bergairah.
"Mau enggak mau adalah transaksi dan untuk interaksi KPR dan butuh inovasi dan ada pemindahan khusus dan menyangkut digital banking. Itu faktor-faktor yang akan mendorong dan mempercepat shifting ke biaya mahal ke biaya murah," katanya.
ADVERTISEMENT
"BTN berpotensi dan punya 'kebun binatang' atau market sendiri, dan itu berangkat dari KPR dengan pemindahan yang spesifik, dari kekuatan analitik dan inovasi akan akselerasi digital banking dan akan bawa biaya porsi biaya tidak besar," katanya.
Menilik kinerja keuangan perusahaan, hingga kuartal III 2019, Bank BTN mencatatkan penyaluran kredit perseroan yang naik sebesar 16,75 persen yoy dari Rp 220,07 triliun pada September 2018 menjadi Rp 256,93 triliun di periode yang sama tahun ini.
Di sisi lain, pada kuartal III 2019, Bank BTN mencatatkan pertumbuhan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 18,1 persen yoy. DPK BBTN tercatat naik dari Rp 195,05 triliun pada September 2018 menjadi Rp 230,35 triliun pada bulan yang sama tahun ini.
ADVERTISEMENT
Dengan capaian penyaluran kredit dan penghimpunan DPK tersebut, Bank BTN mencatatkan kenaikan aset sebesar 16,12 persen yoy dari Rp 272,3 triliun pada kuartal III 2018 menjadi Rp 316,21 triliun.