Usai TikTok Diblokir di AS, Pesaing Google Ajukan Tawaran Merger

19 Januari 2025 17:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Startuo AI asal Amerika Serikat, Perplexity. Foto: Robert Way/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Startuo AI asal Amerika Serikat, Perplexity. Foto: Robert Way/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Perplexity AI, sebuah startup mesin pencari kecerdasan buatan (AI) yang sedang naik daun dikabarkan mengajukan tawaran merger ke perusahaan induk TikTok ByteDance Ltd., untuk membuat entitas baru.
ADVERTISEMENT
Seperti yang diketahui Amerika Serikat (AS) memblokir akses TikTok pada Minggu (19/1). Untuk bisa beroperasi di AS, pemerintah dan Mahkamah Agung AS memerintahkan ByteDance untuk menjual TikTok ke perusahaan AS non-China.
Mengutip dari Bloomberg, Perplexity AI telah menawarkan TikTok memungkinkan sebagian besar investor ByteDance Ltd mempertahankan saham mereka kata seseorang yang mengetahui tentang situasi tersebut, dan melaporkan tawaran sebelumnya pada hari Sabtu.
"Tetapi, hingga kini, perwakilan Perplexity AI dan TikTok masih sama-sama bungkam alias menolak berkomentar terkait rencana penggabungan ini," tulis laporan tersebut.
Startuo AI asal Amerika Serikat, Perplexity. Foto: Tada Images/Shutterstock
Sebagai perusahaan asal Tiongkok, dalam rencana merger Perplexity AI dengan TikTok menemukan tantangan tersendiri. Pasalnya, bukan hanya karena ByteDance menolak gagasan untuk menjual, tetapi juga karena faktor harga.
ADVERTISEMENT
Ibaratnya, hanya sedikit perusahaan atau individu yang mungkin mampu membeli TikTok, yang diperkirakan bernilai hingga USD 50 miliar.
Kecuali, salah satu kemungkinannya ialah akuisisi miliarder, seperti Elon Musk yang sudah dievaluasi oleh pemerintah Tiongkok sebagai calon pemilik baru atau tim investor, seperti Frank McCourt dan Kevin O’Leary, yang secara terbuka telah menyatakan keinginan mereka untuk mengambil alih kendali aplikasi tersebut.
Diketahui, penggabungan dengan TikTok dapat memberikan akses Perplexity ke basis pengguna yang luas dan banyak data yang akan memberi 'makan' mesin pencari berbasis AI-nya. Operasi e-commerce TikTok yang sedang berkembang juga akan menjadi pelengkap potensial untuk upaya Perplexity untuk membuat orang berbelanja di TikTok.
Berdasarkan Bloomberg, Perplexity AI memulai tahun 2024 dengan valuasi sekitar USD 500 juta dan mengakhiri tahun dengan nilai sekitar USD 9 miliar.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, kesepakatan merger itu akan tak biasa dan sangat sulit untuk dilakukan, mengingat bisnis, usia, dan ukuran Perplexity.
Startuo AI asal Amerika Serikat, Perplexity. Foto: T. Schneider/Shutterstock
Pendana biasanya mendukung perusahaan rintisan seperti Perplexity dengan tujuan untuk keluar dari pasar, seperti penjualan atau penawaran umum perdana, dibanding jenis manuver keuangan rumit yang akan terjadi jika merger dengan TikTok.
Sebelumnya, Mahkamah Agung AS pada hari Jumat (17/1) dengan suara bulat menegakkan hukum dengan menutup TikTok, secepatnya pada hari Minggu (19/1) di AS karena masalah keamanan nasional.
Setelah putusan itu, Presiden Joe Biden mengatakan, ia tidak akan memberlakukan larangan tersebut di hari-hari terakhir masa jabatannya terkait keputusan tentang aplikasi TikTok akan dibuat oleh penggantinya.