Utang PayLater Warga RI Tembus Rp 28,66 T per Oktober 2024

14 Desember 2024 8:00 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi paylater. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi paylater. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penggunaan pembiayaan buy now pay later (BNPL) atau PayLater mencapai Rp 29,66 triliun per Oktober 2024, naik dari posisi September 2024 sebesar Rp 28,05 triliun.
ADVERTISEMENT
Angka tersebut berasal dari kontribusi BNPL perbankan sebesar Rp 21,25 triliun dan perusahaan pembiayaan atau multifinance sebesar Rp 8,41 triliun.
Hal itu diungkap oleh Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae. Per Oktober 2024, baki debet kredit BNPL perbankan tumbuh 47,92 persen secara tahunan (yoy), menjadi Rp 21,25 triliun dengan total jumlah rekening 23,27 juta.
Pertumbuhan baki debet kredit BNPL pada Oktober 2024, kata Dian, mengalami kenaikan jika dibandingkan pada September 2024 sebesar 46,42 persen dengan total jumlah rekening 19,82 juta.
"Porsi produk kredit BNPL perbankan sebesar 0,28 persen, namun terus mencatatkan pertumbuhan yang tinggi," katanya saat Konferensi Pers RDKB OJK November 2024, Jumat (13/12) dikutip Sabtu (14/12).
Kepala Eksekutif Pengawasan Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, LKM dan LJK Lainnya, Agusman, mengungkapkan pembiayaan BNPL oleh multifinance pada Oktober 2024 mengalami pertumbuhan 63,89 persen, cenderung menurun dari September 2024 sebesar 103,40 persen.
ADVERTISEMENT
Agusman menyebut Non Performing Financing (NPF) Gross BNPL pada Oktober 2024 meningkat dibandingkan September 2024 yang sebesar 2,60 persen.
"Untuk pembiayaan Buy Now Pay Later (BNPL) oleh Perusahaan Pembiayaan, pertumbuhan pembiayaan meningkat sebesar 63,89 persen yoy menjadi Rp 8,41 triliun dengan NPF gross sebesar 2,76 persen," pungkasnya.