Utang Pemerintah Lampaui Rp 8.000 T, Kemenkeu Pastikan Masih Aman

2 Januari 2024 19:48 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi uang rupiah. Foto: Aditia Noviansyah
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi uang rupiah. Foto: Aditia Noviansyah
ADVERTISEMENT
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memandang nilai utang pemerintah yang mencapai Rp 8.041 triliun pada akhir November 2023, ada dalam tingkat risiko yang lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu, Suminto, mengatakan sejumlah beberapa indikator yang mempengaruhi risiko utang.
ADVERTISEMENT
“Di akhir November utang pemerintah Rp 8.041 triliun, namun tentu kita tidak sekadar melihat nominal, kalau kita melihat berbagai indikator portofolio utang kita, justru kinerja utang termasuk risiko utang kita itu lebih baik dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya,” kata Suminto dalam rilis APBN Kita di Kantor Kemenkeu Jakarta pada Selasa (2/1).
Dari sisi indikator penting dalam melihat risiko utang, yaitu rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) atau debt to GDP ratio misalnya, Suminto bilang, ada perbaikan yang cukup signifikan.
“Per akhir November debt to GDP ratio kita 38,11m persen, turun dari posisi Desember 2022 39,7 persen, demikian pula turun dari puncak debt to GDP ratio di tengah pandemi pada posisi Desember 2021 sebesar 40,7 persen. Sekali lagi dari sisi debt to GDP ratio turun cukup besar di level 38,11 persen," jelas Suminto.
ADVERTISEMENT
Demikian pula dari sisi indikator currency risk atau risiko nilai tukar, menurut Suminto, proporsi utang pemerintah dalam foreign currency tercatat menurun cukup drastis.
“Sebelum pandemi tahun 2019, outstanding utang kita itu yang dalam foreign currency itu 37,9 persen, di 2019, di 2018 malah 41 persen, sementara untuk saat ini per November 2023 foreign currency itu hanya 27,5 persen,” jelasnya.
Lalu, indikator lain yang menurut Suminto terpantau aman adalah posisi refinancing risk atau rata-rata tenor dari utang pemerintah juga cukup panjang yaitu sekitar 8,1 tahun.
“Demikian juga dari sisi market risk yang lain juga dari sisi risiko suku bunga itu mayoritas dari utang pemerintah itu sekitar 82 persen, juga mengeluarkan fix rate, sehingga tidak terlalu sensitif dengan pergerakan suku bunga yang ada di market,” papar Suminto.
ADVERTISEMENT
Kemudian dari sisi deep dynamic, Suminto bilang, jika membandingkan antara suku bunga riil dengan pertumbuhan PDB riil, utang RI dalam posisi yang baik.
“Demikian juga dalam sisi likuiditas kita cukup baik. Sehingga sekali lagi dari indikator risiko utang baik likuiditas, solvabilitas maupun stabilitasnya itu dapat dijaga dengan baik,” tutup Suminto.