Utang Rp 38 M ke AP II, Listrik Counter Sriwijaya di Soetta Diputus

27 Maret 2019 21:12 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menumpuknya antrean penumpang di counter checkin Sriwijaya Air Bandara Soekarno-Hatta. Foto: Dok. Sriwijaya Air
zoom-in-whitePerbesar
Menumpuknya antrean penumpang di counter checkin Sriwijaya Air Bandara Soekarno-Hatta. Foto: Dok. Sriwijaya Air
ADVERTISEMENT
Counter maskapai penerbangan Sriwijaya Air tidak teraliri listrik di Terminal 2 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang. Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama Sriwijaya Air Joseph Saul kepada kumparan. Pemutusan listrik di counter check in ini diakui Joseph hanya terjadi di counter Sriwijaya Air saja.
ADVERTISEMENT
“Saat ini listrik khusus untuk check in tiba-tiba dimatikan dan tentunya pelayanan kepada penumpang sangat terhambat,” katanya saat dihubungi kumparan, Rabu (27/3).
Kondisi counter checkin Sriwijaya Air saat listrik mati di Bandara Soekarno-Hatta. Foto: Dok. Sriwijaya Air
Karenanya, pihaknya terpaksa melakukan proses check in secara manual. Bahkan, timbangan bagasi juga terpaksa dilakukan secara manual.
Kejadian ini, sebut Joseph diduga terjadi mulai pukul 18.45 WIB sore ini (27/3).
“Karyawan yang ada di counter telepon ke saya jam 19.00 WIB, sampai sekarang belum menyala. Saya sudah berusaha telepon Pak Awaluddin, Dirut Angkasa Pura II, tapi sampai sekarang belum diangkat,” katanya.
Menumpuknya antrean penumpang di counter checkin Sriwijaya Air Bandara Soekarno-Hatta. Foto: Dok. Sriwijaya Air
Ia menduga, kejadian ini karena masalah utang dengan AP II serta utang dengan Garuda Indonesia Grup dan Pertamina. Selama ini, katanya, pihaknya memiliki sejumlah utang kepada AP II yakni sekitar Rp 38 miliar.
ADVERTISEMENT
"Utang kami ke AP II kurang lebih Rp 38 miliar dan saat ini kami sedang berusaha memperbaiki Keuangan Sriwijaya Air Group,” terangnya.
Menumpuknya antrean penumpang di counter checkin Sriwijaya Air Bandara Soekarno-Hatta. Foto: Dok. Sriwijaya Air
Ia berharap, Garuda Indonesia memberikan dukungan. Terlebih Sriwijaya Air kini masuk ke dalam Garuda Indonesia Grup.
"Management baru kami mohon dukungan GA sebagai salah satu poin penting kerja sama management untuk melakukan negosiasi dan restrukturisasi kewajiban kami di BUMN,” tambahnya.
Kondisi counter checkin Sriwijaya Air saat listrik mati di Bandara Soekarno-Hatta. Foto: Dok. Sriwijaya Air
Joseph juga mengaku, saat ini Sriwijaya Air tengah kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan utang perseroan. Apalagi, dengan rencana pemerintah akan menurunkan harga tiket.
”Tambah sulit kami,” katanya.
Sementara itu, Senior Manager of Branch Communication & Legal Bandara Soetta PT Angkasa Pura II (Persero) Febri Toga Simatupang mengaku kaget mendengar kabar tersebut.
ADVERTISEMENT
“Saya baru tahu kabar ini dan akan saya telepon segera ke bagian keuangan. Nanti akan saya kabarin setelahnya,” kata Febri saat dikonfirmasi kumparan.