news-card-video
7 Ramadhan 1446 HJumat, 07 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Utang Warga RI di PayLater Tembus Rp 22,57 Triliun per Januari 2025

5 Maret 2025 5:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
ADVERTISEMENT
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penggunaan pembiayaan buy now pay later (BNPL) atau PayLater mencapai Rp 22,57 triliun per Januari 2025.
ADVERTISEMENT
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae mengatakan pada Januari 2025 baki debit kredit BNPL sebagaimana dilaporkan dalam SLIK, tumbuh sebesar 46,45 persen year on year (yoy). Sementara pada Desember yang lalu sebesar 43,76 persen yoy.
“Untuk porsi kredit Buy Now Pay Later atau BNPL perbankan tercatat sebesar 0,29 persen dan terus mencatatkan pertumbuhan yang tinggi secara tahunan,” kata Dian dalam konferensi pers RDK, Selasa (4/3).
Lalu jumlah rekening mencapai 24,44 juta pada Januari 2025, meningkat dari bulan sebelumnya yang tercatat 23,99 juta.

PayLater dan Pindar Meningkat di Ramadan dan Jelang Lebaran

Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK, Agusman mengatakan pembiayaan paylater dan pinjaman daring meningkat di Ramadan.
ADVERTISEMENT
Agusman mempelajari fakta yang pernah terjadi di tahun lalu, dengan membandingkan posisi April 2024 dengan Maret 2024.
“Bercermin dari fakta tersebut dan melihat kenyataan sekarang, diperkirakan untuk lebaran tahun ini pembiayaan BNPL dan Pindar juga akan meningkat, dan tentu saja kita harapkan akan lebih terkendali, agar tidak menimbulkan peningkatan non performing financing ke depannya,” kata Agusman dalam kesempatan yang sama.
Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK Agusman usai konferensi pers, Selasa (20/2/2024). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
Dia juga membeberkan pembiayaan BNPL oleh perusahaan pembiayaan di Januari 2025 meningkat sebesar 41,9 persen yoy menjadi Rp 7,12 triliun dengan NPF gross sebesar 3,37 persen. Peningkatan ini meningkat dari Desember 2024 sebesar 37,6 persen yoy.
Sementara itu pada industri fintech peer to peer (P2P) lending atau pinjaman daring, persen pembiayaan di Januari 2025 tumbuh 29,94 persen yoy dengan nominal sebesar Rp 78,50 triliun, dengan tingkat risiko kredit macet secara agregat atau TWP90 dalam kondisi terjaga di posisi 2,52 persen.
ADVERTISEMENT
Masih di sektor PVML, piutang perusahaan pembiayaan tumbuh sebesar 6,04 persen yoy pada Januari 2025 menjadi Rp 504,33 triliun. Sementara di Desember 2024 yang lalu tercatat 6,92 persen yoy. Dengan rasio non performing financing (NPF) Gross tercatat sebesar 2,96 persen di Januari 2025.
Ilustrasi paylater. Foto: Shutterstock
Gearing ratio perusahaan pembiayaan turun menjadi sebesar 2,21 kali, di Desember 2024 tercatat 2,31 kali. Menurut Agusman hal ini masih berada di bawah batas maksimum sebesar 10 kali.
“Pertumbuhan pembiayaan modal Ventura di Januari 2025 terkontraksi sebesar 3,58 persen yoy, di Desember 2024 terkontraksi 8,65 persen yoy. Dengan nilai pembiayaan tercatat sebesar Rp 15,81 triliun, di Desember 2024 tercatat Rp 15,84 triliun,” tutup Agusman.