Utang Warga RI di PayLater Tembus Rp 29,66 T, Akses Mudah-Promo Jadi Alasan

14 Desember 2024 17:09 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi paylater. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi paylater. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Akses yang mudah sampai proses yang cepat disebut sebagai alasan pembiayaan Buy Now Pay Later (BNPL) atau PayLater mencapai Rp 29,66 triliun per Oktober 2024. Utang ini naik dari posisi September 2024 sebesar Rp 28,05 triliun.
ADVERTISEMENT
Perencana keuangan Mike Rini mengatakan fleksibilitas pembayaran serta syarat yang minim untuk mengajukan pinjaman menjadi salah satu faktor PayLater makin digemari masyarakat.
“Kalau saya lihat dari perilaku belanja masyarakat ini sepertinya faktor utama ada yang mendorong popularitas BNPL antara lain kemudahan akses, kemudahan penggunaannya dengan proses yang cepat, fleksibilitas pembayaran dan minimnya persyaratan dibandingkan pinjaman konvensional terutama tak adanya jaminan,” kata Mike kepada kumparan, Sabtu (14/12).
Selain itu, tren belanja online yang menawarkan opsi PayLater dengan promo menarik juga mempengaruhi perkembangan PayLater yang terus tumbuh. Hal ini dapat membuat konsumen semakin tertarik untuk menggunakan PayLater.
“Pemicu lain juga berasal dari tren belanja online yang terus meningkat terlihat dari makin banyaknya platform e-commerce yang menawarkan opsi PayLater dengan berbagai promo menarik turut mempengaruhi minat konsumen untuk menggunakan BNPL ini,” lanjut Mike.
ADVERTISEMENT
Mike juga mengimbau masyarakat agar tetap berhati-hati agar tidak terjebak pada perilaku konsumtif yang berlebihan.
Ilustrasi Belanja Online. Foto: Shutterstock
Angka pembiayaan PayLater Rp 29,66 triliun per Oktober 2024 berasal dari kontribusi BNPL perbankan sebesar Rp 21,25 triliun dan perusahaan pembiayaan atau multifinance sebesar Rp 8,41 triliun.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan per Oktober 2024, baki debet kredit BNPL perbankan tumbuh 47,92 persen secara tahunan (yoy), menjadi Rp 21,25 triliun dengan total jumlah rekening 23,27 juta.
Pertumbuhan baki debet kredit BNPL pada Oktober 2024, kata Dian, mengalami kenaikan jika dibandingkan pada September 2024 sebesar 46,42 persen dengan total jumlah rekening 19,82 juta.