Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Vale Uji Coba Bahan Bakar Ramah Lingkungan untuk Alat Berat Pertambangan
7 November 2024 15:06 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
PT Vale Indonesia Tbk (INCO) melakukan uji coba Hydrotreated Vegetable Oil (HVO) atau Pertamina Renewable Diesel untuk operasional alat berat pertambangan. Vale bekerja sama dengan Pertamina Patra Niaga yang memproduksi bahan bakar ramah lingkungan tersebut.
ADVERTISEMENT
Direktur & Chief Operation and Infrastructure Officer PT Vale, Abu Ashar, mengatakan Vale menjadi perusahaan pertambangan pertama yang mengadopsi HVO. Inovasi ini mendukung target nasional Net Zero Emission 2060 dan pengurangan emisi karbon sebesar 33 persen pada 2030.
"PT Vale perusahaan pertambangan pertama kali yang mempelopori penggunaan bahan bakar ramah lingkungan Tentunya nanti ini bisa menjalar ke perusahaan pertambangan yang lain," kata Abu di area pertambangan Vale, Sorowako, Sulawesi Selatan, Kamis (7/11).
Abu mengharapkan langkah Vale bisa menjadi motivasi bagi perusahaan tambang lain untuk mengadopsi bahan bakar ramah lingkungan di kendaraan operasional tambang.
Abu mengatakan HVO mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh bahan bakar ramah lingkungan lain di Tanah Air, yaitu penggunaannya yang tidak perlu mengubah komponen apa pun dari kendaraan.
ADVERTISEMENT
"Jadi bisa langsung kita gunakan materialnya ready, unitnya ready, langsung kita eksekusi," terang Abu.
Penggunaan HVO diterapkan pada dua dari 100 unit truk tambang yang dioperasikan di area tambang Vale. Dua unit truk tambang tersebut merupakan Komatsu dan Caterpillar dengan kapasitas 100 ton, yang diuji coba selama satu bulan mulai 15 Oktober hingga 14 November 2024.
"Ini dua unit baru tahap awal kan cukup bagus, (uji cobanya) menjanjikan, dari segi manufacture enggak ada masalah, performance dan sebagainya (juga) cukup bagus. Jadi harapannya sangat besar untuk kita teruskan," terang Abu.
Director Central Marketing and Trading Pertamina Patra Niaga, Maya Kusmaya, menuturkan meski baru kurang lebih dua minggu dilakukan uji coba, penggunaan HVO pada truk tambang selain ramah lingkungan juga menunjukkan peningkatan efisiensi operasional.
ADVERTISEMENT
“Lebih ramah lingkungan, emisi karbon bisa berkurang sampai 70 persen dari diesel biasa tanpa menurunkan performance, justru performance-nya naik (dan) kalornya tinggi dibandingkan dengan diesel biasa dan juga level sulfurnya yang hampir nol,” terang Maya dalam kesempatan yang sama.
Selain menurunkan emisi karbon, penggunaan HVO juga mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 80 persen dibandingkan dengan diesel konvensional.
Sehingga, menurutnya, HVO sejalan dengan program pemerintah terkait ramah lingkungan dan mendapatkan iklim yang jauh lebih baik untuk Indonesia.
Dari sisi komposisi, Maya menjelaskan HVO terbuat dari 100 persen kelapa sawit tanpa campuran fosil. Sehingga tidak perlu khawatir dengan bahan baku HVO.
"Jadi ini adalah 100 persen nonfosil dan memanfaatkan resources yang melimpah di Indonesia yaitu kelapa sawit," terang Maya.
ADVERTISEMENT
Maya menyebut HVO dibuat di kilang Pertamina yang berlokasi di Cilacap Jawa Tengah, sehingga untuk proses distribusi ke konsumen di luar Pulau Jawa dilakukan dengan kapal laut.
HVO disebut juga bahan bakar dengan komponen nabati atau Green Diesel D100. Produk ini merupakan substitusi bahan bakar diesel yang lebih ramah lingkungan, dapat digunakan langsung sebagai bahan bakar kendaraan atau memproduksi listrik hijau melalui penggunaan di genset.
Produk bahan bakar hijau yang dihasilkan Green Refinery Cilacap tersebut, telah mendapatkan sertifikat International Sustainability and Carbon Certification (ISCC).
Melalui sertifikasi ISCC, produk HVO Pertamina memperoleh pengakuan bahwa penggunaan produk ini berkontribusi pada penurunan emisi karbon hingga 65-70 persen dari bahan bakar umumnya, sehingga layak disebut sebagai green product.
ADVERTISEMENT
Produk HVO sebelumnya diluncurkan dan dipergunakan untuk mendukung pelaksanaan Jakarta E-Prix 2021.
Dari sisi produksi, Green Refinery Cilacap punya kapasitas produksi untuk menghasilkan produk Green Diesel sebesar 3.000 barel per hari, dengan bahan baku nabati berupa Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO).
Saat ini, HVO juga telah dipasarkan dan diterima pasar Eropa, utamanya Jerman dan Prancis.