Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Vietnam Bakal Bangun Kereta Cepat Tanpa Modal Asing Senilai Rp 1.000 T
6 Oktober 2024 14:07 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Pemerintah Vietnam mengumumkan rencana pembangunan jalur kereta cepat dengan anggaran sendiri alias tanpa pinjaman modal asing . Total investasi nya senilai USD 67 miliar atau setara Rp 1.037 triliun (kurs Rp 15.480 per dolar AS).
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Channel News Asia, jalur kereta cepat akan melintang dari ibu kota Vietnam, Hanoi, yang berada di wilayah Utara menuju pusat bisnis di selatan, Ho Chi Minh City, dengan total panjang jalurnya mencapai 1.541 km.
Kementerian Perhubungan Vietnam menilai kereta cepat ini akan menjadi proyek infrastruktur terbesar di Vietnam, dengan biaya rata-rata tahunan dari anggaran negara diperkirakan sekitar USD 5,6 miliar selama 12 tahun.
"Dengan semangat kemandirian dan kepercayaan pada diri sendiri, Politbiro telah memutuskan untuk tidak bergantung pada negara asing untuk mendanai rencana pembangunan jalur kereta api sepanjang 1.541 km," kata Wakil Menteri Perhubungan Nguyen Danh Huy, dikutip Minggu (6/10).
Nguyen Danh Huy menyebutkan, jalur kereta api dengan kecepatan 350 km per jam itu diharapkan rampung pada tahun 2035. Pendanaan akan berasal dari pendapatan negara, dan jika perlu dari penerbitan obligasi pemerintah. Pinjaman luar negeri dengan syarat lunak akan dipertimbangkan hanya jika itu terbukti tidak mencukupi.
ADVERTISEMENT
Vietnam memiliki utang publik yang relatif rendah, yakni 37 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) di tahun lalu. Kementerian Keuangan Vietnam mencatat negara ini cenderung berinvestasi lebih sedikit dari yang direncanakan, sehingga kurang dari USD 19 miliar, atau seperempat dari perkiraan belanja investasi publik, dari tahun 2021-2023.
Negara sosialis ini enggan menggunakan bantuan asing, karena telah kehilangan miliaran dolar dalam pendanaan bantuan pembangunan selama beberapa tahun terakhir, di tengah penundaan administratif, tindakan keras antikorupsi, dan ketakutan yang meluas akan terjerumus dalam perangkap utang.
Dengan demikian, Nguyen Danh Huy memastikan pendanaan proyek kereta cepat tersebut dirancang sedemikian rupa untuk menghindari jebakan utang.
Di sisi lain, para ahli dalam pendanaan infrastruktur mengatakan akan sulit bagi Vietnam untuk membangun proyek sebesar itu sendirian. Belanja publik senilai USD 5,6 miliar per tahun untuk perkeretaapian setara dengan 1,3 persen PDB Vietnam di tahun 2023, dan mewakili sekitar seperlima dari total belanja anggaran yang diproyeksikan untuk tahun ini.
ADVERTISEMENT
"Secara teori hal itu layak dilakukan, tetapi tidak begitu realistis," kata seorang pakar infrastruktur asing yang berbasis di Vietnam mengacu pada rencana penggunaan dana publik secara eksklusif.
Pakar infrastruktur kedua mengatakan biayanya akan besar sehingga menimbulkan keraguan atas kelayakannya tanpa dukungan asing. Keduanya berbicara dengan syarat identitas mereka dirahasiakan karena mereka tidak diizinkan berbicara kepada media.
Sementara itu, Bank Dunia mencatat selama dua dekade terakhir, Vietnam menghabiskan sekitar 20 persen anggaran negaranya untuk infrastruktur, sebagian besar pada jalan pedesaan.
"Keputusan untuk mengambil pendekatan pendanaan mandiri ... mengupayakan pendekatan yang seimbang di arena politik, yang mengkonsolidasikan pentingnya tata kelola pusat, independensi, dan kebebasan," kata Nguyen Hung, spesialis logistik di Universitas RMIT Vietnam.
ADVERTISEMENT
Namun, ia menambahkan bahwa ia memperkirakan Vietnam pada akhirnya akan mencari pinjaman, dana, dan teknologi dari China, Jepang, Jerman, atau mitra lainnya.