Viral Limbah Alat Antigen di Selat Bali, Menteri KP: Laut Bukan Tempat Sampah!

3 Februari 2022 12:18 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ribuan sampah Rapid Test Antigen Kits berserakan di sepanjang pantai perairan Selat Bali. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Ribuan sampah Rapid Test Antigen Kits berserakan di sepanjang pantai perairan Selat Bali. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Menteri Kelautan dan Perikanan (Menteri KP) Sakti Wahyu Trenggono buka suara soal ditemukannya ribuan limbah antigen antigen di Selat Bali. Isu ditemukannya limbah antigen atau bekas alat tes corona ini mencuat usai viralnya dua video yang merekam limbah medis tersebut berserakan di perairan Selat Bali.
ADVERTISEMENT
Trenggono menegaskan soal laut tidak seharusnya dijadikan tempat sampah. Membuang sampah di laut bertentangan dengan amanah Perpres Nomor 83 Tahun 2018 tentang Penanganan Sampah Laut.
"Kalau laut kita rusak bagaimana? Kalau sampahnya sudah luar biasa kemudian kualitas biota di dalamnya menurun, apa yang terjadi? Seluruh kehidupan juga rusak," ujar Trenggono dalam keterangan resmi Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kamis (3/2).
Trenggono mengungkapkan pemerintah berkomitmen mengurangi sampah sebanyak 30 persen melalui kebijakan Reuse, Reduce, dan Recycle dan penanganan sampah sebanyak 70 persen sampai tahun 2025, serta penanganan sampah plastik yang masuk ke laut sebanyak 70 persen sampai tahun 2025.
Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono. Foto: Humas KKP
Trenggono menyatakan KKP bakal mengambil tindakan tegas agar kejadian serupa tidak terulang.
"Kalau ini dibiarkan bisa terulang, makanya perlu tindakan tegas. Perlu ditekankan bahwa laut bukan keranjang sampah," ujarnya.
ADVERTISEMENT
KKP Terjunkan Tim ke Lokasi Sampah Rapid Antigen
KKP menindaklanjuti kejadian tersebut dengan menerjunkan tim dari Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar. Menurut Plt Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (PRL) Pamuji Lestari, saat ini sudah tidak ditemukan limbah medis yang sempat viral itu.
"Sampai dengan hari ini, kondisi di belakang salah satu perusahaan ekspor karang hias dan sekitarnya tidak terlihat sampah tersebut. Kami duga sudah terbawa arus. Tim kami akan terus pantau dan berkoordinasi dengan pemilik budidaya karang hias di sekitar wilayah tersebut hingga Bangsring," ujar Pamuji Lestari.
Dia pun mengimbau masyarakat agar lebih bertanggung jawab atas sampah yang dihasilkan dan tidak sembarangan membuang sampah ke laut, terlebih sampah medis. "Ini sangat mengkhawatirkan, karena ada risiko penyakit dari limbah medis dan bekas rapid antigen ini," ungkapnya.
ADVERTISEMENT