Viral Produk Pengiriman dari China Tak Bisa Dibeli, Shopee Angkat Suara

11 Mei 2021 14:22 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perusahaan e-commerce Shopee. Foto: Bianda Ludwianto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Perusahaan e-commerce Shopee. Foto: Bianda Ludwianto/kumparan
ADVERTISEMENT
Shopee Indonesia angkat suara mengenai situasi yang sempat viral lantaran produk asal China dan luar negeri tak bisa dibeli. Kejadian ini berawal dari akun @senjatanuklir yang mengunggah percakapan transaksi dengan penjual @trend2020.id di platform Shopee.
ADVERTISEMENT
Dalam percakapan tersebut, sang penjual mengatakan ada kebijakan dari pemerintah Indonesia yang tak memberikan kesempatan bagi penjual asing untuk menjual produk cross border atau luar negeri.
“Ternyata ga cuma produk tekstil ya guys. Produk lain seperti makeup, skincare, pot bunga sampe home decor & buku tutorial kaligrafi yg gue keranjangin juga barusan dicek ga bisa lagi,” tulis @senjatanuklir seperti yang dikutip kumparan, Selasa (11/5).
Alhasil, berdasarkan pengamatan akun dengan nama Aurelia V produk yang telah masuk keranjang tak bisa lagi diakses dan hilang cuma-cuma.
com-#BelanjaDariRumah Shopee Foto: Kanya Nayawestri/kumparan
Menanggapi hal tersebut, Kepala Kebijakan Publik Shopee Indonesia Radityo Triatmojo mengungkapkan saat ini perusahaan tengah mengkaji kebijakan transaksi jual-beli produk asing.
“Kebijakan ini merupakan kebijakan Shopee, untuk menciptakan ekosistem dan pengalaman belanja yang lebih baik,” katanya kepada kumparan.
ADVERTISEMENT
Asal tahu saja, Shopee selama ini memang mengizinkan adanya jual beli produk asing terutama dari China untuk dikirim ke Indonesia, mirip platform Alibaba. Tak hanya China, sebagian produk berasal dari Korea Selatan.
Untuk itu, Shopee telah menyediakan fitur khusus untuk produk dalam negeri dengan nama Bangga Buatan Indonesia, di dalamnya juga terdapat diskon, gratis ongkir, dan berbagai voucher pilihan.
Radityo belum bisa memberikan keterangan lebih rinci mengenai berapa lama waktu kajian yang akan dilakukan. Adapun hingga hari ini produk cross border masih belum bisa diakses.