Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Viral Sarjana Teknik Mesin UI Kalah Saing dengan Lulusan STM di Dunia Kerja
29 Mei 2023 12:14 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Sebuah cuitan di twitter viral lantaran sarjana lulusan Teknis Mesin Universitas Indonesia (UI) kalah bersaing dengan lulusan Sekolah Teknik Menengah (STM ) dalam mendapatkan pekerjaan di PT PAL Indonesia.
ADVERTISEMENT
Seorang warganet mengeluhkan, dirinya dan teman-temannya yang merupakan lulusan Teknik Mesin UI 2022, dikalahkan oleh pendaftar lainnya yang berumur 30. Pendaftar tersebut merupakan lulusan STM.
“Saya beserta teman-teman ada 15 orang tapi dikalahin sama bapak-bapak umur 30-an. Bapaknya juga hanya lulusan STM + sertifikat Welding dan pengalaman kerja di Italia, Eropa, tepatnya di Fincantieri katanya,” tutur cuitan warganet tersebut dikutip kumparan, Senin (29/5).
Ia juga menilai perusahaan-perusahaan tidak mempercayai sarjana di negeri sendiri, sehingga memilih pendaftar lulusan STM dengan pengalaman kerja di luar negeri.
Menanggapi hal itu, pakar penerbangan Indonesia Gerry Soejatman, mengatakan pemahaman, pengalaman, dan sikap menjadi faktor yang lebih penting ketimbang tingkat pendidikan. Ia juga mengatakan sertifikasi yang didapatkan bapak berumur 30 tersebut tidak mudah didapatkan.
ADVERTISEMENT
“Kalau saya butuh engineering design and solutions, tentu saya akan lebih consider si lulusan teknik mesin (UI) ini, tapi kalau saya butuh hull welder, shift supervisor, atau project troubleshooter, atau project manager, mungkin akan pilih si bapak-bapak lulusan STM dengan sertifikat welding dari Fincantieri,” cuit Gerry pada akun twitternya.
“Sertifikat Welder itu gak sembarangan. Butuh pengalaman, dan harus uji ulang secara berkala,” imbuhnya.
Gerry tidak menampik, status pendidikan merupakan elemen penting dalam mendaftar pekerjaan. Namun, menurutnya ada sejumlah pertimbangan lain yang tidak kalah penting bagi perusahaan.
“Sekali lagi…ijazah itu penting tapi pengalaman, pemahaman, dan attitude itu jauh lebih penting,” ungkapnya.