Viral! Tak Pernah Bikin Kartu Kredit Tapi Dapat Somasi, Hati-hati Pemalsuan Data

20 April 2021 19:45 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Iustrasi kartu kredit Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Iustrasi kartu kredit Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Penyalahgunaan akun perbankan kembali terjadi dan ramai jadi perbincangan di media sosial Twitter. Salah seorang netizen bernama Andi Karina mengaku kaget setelah tiba-tiba mendapat surat somasi dari Bank BNI karena ada akun atas namanya yang menunggak bayar tagihan kartu kredit.
ADVERTISEMENT
Dalam akun twitternya @karinhaie, Karina membuat sebuah utas menceritakan kronologis kejadian janggal tersebut. Menurut Karina, dirinya tidak pernah punya rekening ataupun mengajukan kartu kredit di Bank BNI.
“Awalnya aku pikir ahh penipuan nih mengatasnamakan bank tersebut. Ehh ternyata pas aku telpon ke call center bener rekening dan cc tersebut atas namaku dan macet. Aku ngajuin tahun 2017 katanya padahal aku enggak pernah loh ngelakuinnya,” cuit Karina, Selasa (20/4).
Setelah ditelusuri lebih jauh, nama dan tanggal lahir yang dicantumkan dalam data perbankan tersebut sama persis seperti milik Karina. Hanya saja alamat rumah dan kantor berbeda. Karina pun merasa kecewa dengan kejadian ini dan merasa sistem keamanan perbankan lemah karena mudah dipalsukan oleh oknum tidak bertanggung jawab.
ADVERTISEMENT
“Alasan mereka keluarin somasi karena data nomor telepon semua yang mereka punya sudah tidak aktif. Jadi seperti tidak ada itikad baik katanya. Eh yang enggak punya itikad baik tuh situ, sistem keamanannya yang enggak ketat orang lain diuber-uber. Lucu,” ujar Karina.
Utas cuitan Karina di Twitter pun ramai dibahas dan diretweet oleh netizen. Terbaru Karina memposting bahwa pihak BNI sudah menghubunginya. Dan berkomitmen untuk menginvestigasi masalah tersebut.
Hal serupa juga dialami oleh Ridu. Dalam akun Twitternya @ridu, ia menceritakan bahwa pengajuan kartu kreditnya ditolak lantaran status kreditnya KOL 5 alias kredit macet.
Usut punya usut, ternyata Ridu tercatat menunggak membayar Traveloka Paylater pada 2019 silam. Padahal Ridu merasa tidak pernah menunggak cicilan apapun selama ini pada platform tersebut.
ADVERTISEMENT
“Kaget liat SLIK dari OJK ternyata kualitas kredit gue 5 alias kredit macet dan semuanya itu dari PT Caturnusa Sejahtera Finance, mitra paylater @traveloka, padahal gue ga punya akun paylater sama sekali. Tapi di situ tercatat gue ada 3 kredit semuanya di tgl 5 Mei 2019,” cuitnya.
Ridu pun sangat menyayangkan kejadian ini. Menurutnya pemalsuan data tersebut bisa berakibat fatal seperti gagal dalam pengajuan KPR misalnya. Pihak Traveloka pun sudah merespons masalah ini. Dalam update terbarunya, Ridu mengatakan Traveloka telah menghapus transaksi Paylater yang mengatasanamakan Ridu. Traveloka juga akan menerbitkan Surat Keterangan Penghapusan Tagihan. Sementara status BI Checking juga akan diperbaharui dalam waktu 30 hari.
Menanggapi kasus, OJK pun buka suara. Juru Bicara OJK Sekar Putih Djarot mengimbau kepada semua nasabah perbankan untuk selalu bertransaksi secara aman.
ADVERTISEMENT
Terlebih dalam menggunakan layanan internet atau mobile banking, masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dalam mengelola nomor telepon seluler yang dipakai dan menjaga kerahasiaan data pribadi.
“Agar tidak disalahgunakan dan menjadi target kejahatan transaksi keuangan, jangan memberikan PIN/OTP kepada siapa pun termasuk oknum yang mengaku sebagai pegawai bank. Ingat bahwa Bank tidak pernah meminta PIN/OTP dari konsumen,” ujar Sekar kepada kumparan, Selasa (20/4).
Selain itu Sekar juga menyarankan agar nasabah rutin mengganti PIN/password secara berkala agar terhindar dari risiko peretasan. Nasabah juga diminta untuk menghindari akses menggunakan Wifi Publik dan hanya menggunakan jaringan internet yang aman ketika melakukan transaksi. Kemudian nasabah juga harus memastikan untuk log-out setelah bertransaksi dan mengaktifkan notifikasi transaksi.
ADVERTISEMENT
"Jika ada yang mencurigakan segera hubungi bank," ujarnya.