Virgin Australia, Maskapai Internasional Pertama yang Gunakan Bioavtur Pertamina

18 September 2024 15:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seremoni "First International Uplift" pada perhelatan Bali International Airshow di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Rabu (18/9/2024). Foto: Dok. Pertamina
zoom-in-whitePerbesar
Seremoni "First International Uplift" pada perhelatan Bali International Airshow di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Rabu (18/9/2024). Foto: Dok. Pertamina
ADVERTISEMENT
PT Pertamina Patra Niaga terus memperluas distribusi Sustainable Aviation Fuel (SAF) ke jaringan global. Virgin Australia Airlines, menjadi maskapai internasional pertama yang menikmati layanan SAF dari Aviation Fuel Terminal (AFT) Ngurah Rai.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut ditandai dengan seremoni “First International Uplift” pada perhelatan Bali International Airshow di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.
Sebanyak kurang lebih 160 kiloliter SAF disalurkan kepada Pesawat Boeing 737 milik Virgin Australia pada gelaran Bali International Airshow untuk dua hari penerbangan Virgin Australia di Ngurah Rai, yaitu pada 18 hingga 19 September 2024.
Direktur Pemasaran Pusat dan Niaga PT Pertamina Patra Niaga, Maya Kusmaya, mengatakan momen penyaluran pertama SAF di Bandara Ngurah Rai ini menandai bahwa Indonesia dapat beradaptasi dengan tuntutan bauran energi di industri penerbangan internasional.
"Saat ini SAF menjadi solusi jangka menengah bagi penerbangan untuk mengurangi jejak karbon, tanpa memerlukan perubahan pada pesawat, infrastruktur bandara, atau rantai pasokan bahan bakar jet," katanya dalam keterangan resmi, Rabu (18/9).
Seremoni "First International Uplift" pada perhelatan Bali International Airshow di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Rabu (18/9/2024). Foto: Dok. Pertamina
Maya menambahkan, SAF yang disalurkan sudah mengacu framework sertifikasi International Sustainability and Carbon Certification (ISCC) untuk Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation (CORSIA) dan Renewable Energy Directive-European Union (RED-EU).
ADVERTISEMENT
Selain itu, SAF telah memenuhi standar internasional yang diatur oleh American Society of Testing and Materials (ASTM) dan terjamin aman karena sudah termasuk sebagai Corsia Eligible Fuel (CEF) yang dapat diklaim kepada International Civil Aviation Organization (ICAO).
Maya menuturkan, langkah baru menuju penerbangan berkelanjutan ini mampu mengurangi emisi karbon dari bahan bakar fosil.
Seremoni "First International Uplift" pada perhelatan Bali International Airshow di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Rabu (18/9/2024). Foto: Dok. Pertamina
"SAF Pertamina merupakan perpaduan dari 38,43 persen synthetic kerosene yang diproduksi dari minyak jelantah atau Used Cooking Oil (UCO) dan 61,57 persen avtur yang berasal dari fosil," tambahnya.
SAF yang disalurkan di Aviation Fuel Terminal Ngurah Rai dikelola menggunakan metode chain of custody tipe mass balance. Dalam metode ini, produk avtur konvensional berbahan bakar fosil dicampurkan dengan bahan bakar terbarukan (SAF) dalam tangki yang sama karena keduanya memiliki spesifikasi teknis yang serupa. Meskipun dicampur, pencatatan dan pembukuan avtur dan SAF dilakukan secara terpisah.
ADVERTISEMENT
General Manager Sustainability Virgin Australia, Fiona Walmsley, mengatakan kerja sama ini merupakan langkah awal antara Indonesia dan Australia dalam upaya mewujudkan target Net Zero Emission di kedua negara.
“Dengan bergandengan tangan, Indonesia dan Australia berkomitmen untuk mengurangi jejak karbon dan mengimplementasikan solusi ramah lingkungan yang inovatif. Kolaborasi ini menunjukkan tekad untuk membangun masa depan sektor aviasi yang lebih berkelanjutan dan bersih,” kata Fiona.
Virgin Australia turut melayani rute penerbangan dari Denpasar ke Brisbane, Melbourne, Sydney, dan Gold Coast.
Penyaluran SAF ke pasar global menjadi komitmen nyata PT Pertamina Patra Niaga yang secara agresif mendorong transisi energi di sektor aviasi dan mendukung target Net Zero Emission Indonesia tahun 2060.
SAF, yang diproduksi dari limbah, diolah di kilang bersamaan dengan bahan bakar fosil untuk menghasilkan bahan bakar sintetis rendah karbon, mengurangi emisi karbon hingga 84 persen dibandingkan bahan bakar jet konvensional, serta telah disertifikasi ISCC CORSIA dan ISCC RED-EU.
ADVERTISEMENT