Virus Corona Ancam Perdagangan hingga Pariwisata RI

4 Februari 2020 7:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah penumpang pesawat mengenakan masker di area Terminal Kedatangan Internasional Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali. Foto: ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah penumpang pesawat mengenakan masker di area Terminal Kedatangan Internasional Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali. Foto: ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Virus corona telah mewabah hingga pasar keuangan global. Indeks saham global bahkan anjlok karena virus mematikan asal China tersebut.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, Indonesia sebagai mitra dagang China pun ikut merasakan dampaknya. Mulai dari sektor perdagangan, perekonomian, hingga pariwisata.
Berikut kumparan rangkum virus corona yang mengancam perekonomian Indonesia:
Ganggu Ekspor-Impor
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, virus corona sangat memukul perekonomian China. Indonesia, kata dia, akan terdampak karena Negeri Tirai Bambu itu merupakan mitra dagang terbesar Indonesia.
Sri Mulyani memprediksi kinerja ekspor dan impor di kuartal I 2020 akan sulit. Apalagi jalur penerbangan dan pariwisata dari China ke Indonesia maupun sebaliknya telah diblokir.
"Kuartal I rasanya akan sangat sulit dan itu pengaruhnya ke seluruh dunia, termasuk ke Indonesia, baik jalur tourism, harga komoditas, dan ekspor kita secara umum," ujar Sri Mulyani usai mengisi kuliah umum di FEB UI, Salemba, Jakarta, Senin (3/1).
ADVERTISEMENT
Cari Alternatif Sumber Perekonomian
Teknologi drone di sektor pertanian Foto: Dok. Kementerian Pertanian
Sri Mulyani memastikan struktur ekonomi Indonesia akan tetap berimbang. Sebab pemerintah akan terus mendorong sektor manufaktur, pertanian, dan perikanan sebagai substitusi impor dan ekspor.
"Ini terus kami lakukan supaya struktur ekonomi kita menjadi lebih berimbang, dari sisi sektoral manufaktur link ekspor dan substitusi impor, tapi kita juga punya pariwisata yang akan terpengaruh. Perdagangan cukup bagus, pertanian, kita harus tetap bisa jaga," jelasnya.
Tak hanya itu, Sri Mulyani mengatakan pemerintah juga telah mengeluarkan sejumlah kebijakan di sektor properti untuk meningkatkan konsumsi. Dia berharap hal ini akan membuahkan hasil pada pertumbuhan ekonomi domestik.
"Kami juga sudah banyak keluarkan policy dan sektor-sektor properti untuk konsumsi, kita harap ada hasilnya," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Impor dari China Bakal Disetop
Tim Tanggap Darurat Hygiene Wuhan melakukan identifikasi di Pasar Makanan Laut Haunan lokasi terdeksi Virus Corona di Wuhan, Hubei, China. Foto: AFP/NOEL CELIS
Kementerian Perdagangan membuka opsi menghentikan sementara izin impor untuk bahan baku produk makanan dan minuman (mamin) dari China. Keputusan ini diambil untuk mencegah penyebaran virus corona yang merebak di China.
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengatakan, Indonesia akan memprioritaskan negara alternatif di luar China untuk memasok kebutuhan bahan baku industri mamin Tanah Air.
Bila tak memungkinkan, izin impor dari China akan menjadi opsi terakhir.
"Kami analisis. Pasti nanti ada alternatif kalau memang bahan (baku) itu tetap dibutuhkan dan tidak ada, kekosongan di Indonesia. Otomatis kami nyari penggantinya negara lain dan masih ada hanya volumenya itu mungkin dulu fokus ke China sekarang kita beralih ke negara yang lain otomatis karena itu tidak ada pilihan lain," jelasnya saat ditemui usai pertemuan di Kantor BPK, Jakarta.
ADVERTISEMENT
China tercatat sebagai mitra dagang terbesar Indonesia. Total ekspor non-migas Indonesia ke China sepanjang 2019 mencapai USD 25,85 miliar, sedangkan impor Indonesia dari China sebesar USD 44,57 miliar.
Adapun komoditas impor non-migas dari China selama periode Januari-November 2019 yakni tembakau (40,48 juta kg senilai USD 160 juta); cabai awet (17.487 kg senilai USD 13.990); dan cabai kering (3,13 juta kg senilai USD 4,96 juta).
Selain itu, ada juga impor cabai segar (2.109 ton senilai USD 4.050); kopi (1,096 juta kg senilai USD 1,855 juta), serta bawang putih (358,44 juta kg senilai USD 406,547 juta).
Pengusaha Sulit Ekspor-Impor ke China
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Hariyadi Sukamdani, mengatakan aktivitas ekspor-impor Indonesia melambat karena sulitnya akses dari dan menuju ke China.
ADVERTISEMENT
"Belum lagi ekspor-impor sekarang udah mulai menurun. Kalau ini berkelanjutan juga akan mengkhawatirkan," ungkap Hariyadi di Gedung DPR, Jakarta.
Apalagi pemerintah juga telah memutuskan menghentikan sementara penerbangan dari dan ke China menyusul wabah virus corona yang dianggap semakin ganas.
Larangan penerbangan dari dan ke China merupakan antisipasi dari penyebaran virus corona. Penghentian sementara resmi dimulai pada Rabu (5/2).
Menurut Hariyadi, kondisi ini juga akan semakin menyulitkan eksportir Indonesia untuk mengirim barang ke China.
"Terus barang kami yang mau ekspor ke sana juga bermasalah karena bagaimana pesawat juga enggak ada. Kan sebagian juga pakai cargo," ujarnya.
Hotel di Bali dan Manado Anjlok
Ilustrasi hotel di Bali Foto: Dok. Ilham Bintang
Hariyadi Sukamdani yang juga menjadi Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), mengatakan dampak virus corona sudah dirasakan para pengusaha hotel, khususnya di wilayah pariwisata seperti Bali dan Manado.
ADVERTISEMENT
"Sudah, sekarang sudah mulai terdampak. Seperti Bali, ini sekarang sudah drop sekali. Terutama pariwisata ya. Pariwisata itu yang paling terpukul. Artinya terasa sekali dampaknya," katanya.
Menurut Hariyadi, jumlah turis China yang berkunjung ke Bali mencapai 1,7 juta dalam satu tahun. Namun karena penerbangan dari dan ke China mulai disetop pada 5 Februari 2020, Hariyadi mengatakan jumlah tersebut tentu akan menurun drastis.
Di Kabupaten Badung, Bali, misalnya, tingkat hunian hotel bintang tiga tercatat hanya di bawah 30 persen. Meski masuk low season, namun Hariyadi biasanya tingkat hunian hotel masih di atas 40 persen.
Tak hanya Bali, Kota Manado yang pariwisatanya terdongkrak karena kunjungan wisman China juga mulai terdampak sentimen virus corona.
ADVERTISEMENT
Menurut Hariyadi, di kondisi normal tingkat hunian hotel bisa mencapai 70 persen. Gara-gara virus corona, kini hotel jadi lebih sepi. Tingkat huniannya amblas ke 30 persen.
"Seperti di Manado dulu karena yang paling besar karena dia terdongkrak turis dari China. Waktu kondisi normal itu dia 70 persen tingkat huniannya. Sekarang tinggal 30 persen," ujarnya.
RI Akan Kehilangan 2 Juta Kunjungan Turis China
Ilustrasi Turis China Foto: Shutter Stock
Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan Indonesia akan kehilangan 2 juta wisman asal China di tahun ini. Hal tersebut disebabkan larangan perjalanan warga China ke Indonesia.
Adapun persentase wisman China yang mengunjungi Indonesia sebesar 11,2 persen atau sekitar 1,8 juta dari total 16,1 juta kunjungan wisman ke Indonesia selama 2019.
ADVERTISEMENT
"Kalau nanti ada larangan pasti pengaruhi wisman, karena hampir 12 persen dari 16 juta kunjungan. Sekitar 2 juta kunjungan (potensi berkurang)," ujar Kepala BPS, Suhariyanto, di Gedung BPS, Jakarta.
Kunjungan wisatawan asing ke Indonesia mencapai 16,1 juta selama tahun lalu, naik 1,88 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 15,81 juta kunjungan.
Jumlah kunjungan wisman tersebut terdiri dari yang melalui pintu masuk udara sebanyak 9,83 juta kunjungan, pintu masuk laut 4,16 juta kunjungan, dan pintu masuk darat 2,11 juta kunjungan.