Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Mengutip situs Kementerian ESDM, jika dibandingkan dengan ICP Desember 2019, penurunan kali ini sebesar USD 1,80 per barel. Penurunan juga dialami ICP SLC yang mencapai USD 65,77 per barel, turun sebesar USD 1,84 per barel dibandingkan bulan sebelumnya.
"Kekhawatiran pelaku pasar mengenai penyebaran virus corona dapat berdampak negatif pada permintaan minyak mentah China yang merupakan negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia, menyebabkan penurunan harga minyak mentah utama di pasar internasional selama bulan Januari 2020," demikian dikutip kumparan, Jumat (14/2).
Tim Harga Minyak Indonesia menyatakan, China merupakan negara dengan konsumsi minyak sebesar 9 juta barel per hari pada tahun 2019 atau setara 90 persen produksi minyak mentah Arab Saudi. Penyebaran virus ini berdampak pada berbagai aspek, antara lain penurunan profit pariwisata, penurunan indeks pasar saham dan penurunan demand produk jet fuel karena dibatalkannya sejumlah penerbangan dari dan tujuan China.
Faktor lain yang menyebabkan penurunan harga minyak dunia adalah kesepakatan dagang Tahap 1 antara AS dan China dinilai para pelaku pasar tidak akan mendongkrak permintaan minyak mentah serta pertumbuhan ekonomi. Pemerintah AS berniat untuk tetap mengenakan tarif atas barang-barang produksi China hingga tercapai kesepakatan dagang Tahap 2.
ADVERTISEMENT
Selain itu, sentimen pasar minyak yang menilai bahwa tidak terdapat ancaman atas pasokan minyak mentah global seiring melemahnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Belum lagi, terus meningkatnya pasokan minyak mentah global dari shale oil AS dengan produksi mencapai rekor 13 juta barel per hari serta didukung dengan peningkatan kapasitas ekspor AS terutama di Corpus Christi dan peningkatan jumlah oil rig.
“Juga, Rusia yang pada Januari 2020 mencapai rekor tertinggi dalam 5 bulan terakhir dengan dalih kendala teknis setelah terjadinya krisis kontaminasi minyak di Druzhba termasuk juga bahwa kesepakatan pemotongan produksi OPEC+ hanya untuk minyak mentah, tidak berlaku untuk kondensat,” menurut Tim Harga Minyak.
Energy Information Administration (EIA) melaporkan terjadinya peningkatan stok produk gasoline AS pada bulan Januari 2020 sebesar 18,7 juta barel menjadi 261,2 juta barel dibandingkan bulan Desember 2019. Selain itu, peningkatan stok produk distillate AS pada bulan Januari 2020 sebesar 11,0 juta barel menjadi sebesar 144,7 juta barel dibandingkan bulan Desember 2019.
Penurunan harga minyak mentah Januari 2020 juga disebabkan oleh laporan OPEC mengenai peningkatan suplai minyak mentah dari negara-negara Non OPEC mencapai 2,34 juta barel per hari di tahun 2020, dari sebesar 64,34 juta barel per hari di tahun 2019 menjadi sebesar 66,68 juta barel per hari di tahun 2020.
ADVERTISEMENT
Untuk kawasan Asia Pasifik, penurunan harga minyak mentah juga dipengaruhi:
a. Pertumbuhan ekonomi China pada tahun 2020 diperkirakan akan mengalami penurunan sebesar 1 persen dibandingkan tahun 2019 (6 persen), namun berpotensi bertambah lemah 1 persen - 1,5 persen akibat serangan virus corona yang terjadi.
b. Planned maintenance di Kilang Marifu – Jepang yang berkapasitas 200 mbopd pada bulan Januari 2020. Diperkirakan kilang tersebut akan kembali beroperasi pada akhir Maret 2020.
Selengkapnya perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama di pasar internasional pada bulan Januari 2020, sebagai berikut.
Dated Brent turun sebesar USD 3,52 per barel dari USD 67,02 per barel menjadi USD 63,50 per barel.
WTI (Nymex) turun sebesar USD 2,27 per barel dari USD 59,80 per barel menjadi USD 57,53 per barel.
ADVERTISEMENT
Basket OPEC turun sebesar USD 1,08 per barel dari USD 66,48 per barel menjadi USD 65,40 per barel.
Brent (ICE) turun sebesar USD 1,50 per barel dari USD 65,17 per barel menjadi USD 63,67 per barel.