Virus Corona Bikin Kiriman Bahan Baku Sepatu Telat, Harga Bakal Naik 10 Persen

11 Maret 2020 19:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
tumpukan sepatu wanita Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
tumpukan sepatu wanita Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Virus corona membuat stok bahan baku sepatu yang diambil dari China datang terlambat. Keterlambatan bahan baku tersebut tentu berpengaruh juga dengan proses produksi yang dilakukan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia Firman Bakri mengatakan, pihaknya harus kerja keras mengejar target produksi yang terhambat. Rencananya, karena kondisi tersebut, akan ada kenaikan harga sampai 10 persen.
“Kita negosiasikan agar tenggat waktu (produksi) enggak mundur jauh untuk itu industri China. Harus kerja ekstra dan jadi upah lembur yang jadi tanggung jawab industri kita. Kalau ingin kejar tenggat waktu, harga bisa naik 10 persen, setelah bahan baku dikirim kita harus kejar waktu. Itu harga termasuk shipping, harga produk naik 10 persen,” kata Firman di Hotel Millenium Sirih, Jakarta, Rabu (11/3).
Firman mengungkapkan, produksi bahan baku di China saat ini sudah mulai buka. Sehingga ada harapan bahan baku segera datang ke Indonesia. Meski begitu, Firman mengatakan bakal ada keterlambatan saat lebaran tiba.
Ilustrasi sepatu sekolah anak. Foto: Shutter Stock
“Dalam kondisi normal paling lambat bahan baku masuk Maret tapi dalam kondisi sekarang jelek-jeleknya pertengahan April dan potensi produk sepatu masuk ke pasar saat lebaran terlambat,” ujar Firman.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Firman membeberkan ekspor sepatu juga terkendala karena virus corona. Hanya saja, ia menegaskan, masih ada pasar lokal yang bisa dimanfaatkan secara maksimal.
“Sebenernya peluang itu enggak hanya ekspor tapi pasar domestik juga, itu untuk brand lokal dengan produk impor sudah coba alihkan di industri lokal tapi industri kesulitan bahan baku jadi enggak semua order domestik bisa kita penuhi, begitu juga dengan kalau bicara corona maka orientasinya produk China,” tutur Firman.