Volume Produksi Adaro Energy Capai 33,41 Juta Ton di Semester I 2023, Naik 19%

9 Agustus 2023 12:13 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
The CEO, Boy Thohir. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
The CEO, Boy Thohir. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) mencatatkan volume produksi mencapai 33,41 juta ton di semester I 2023 atau naik 19 persen secara tahunan (yoy).
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu volume penjualan perusahaan juga naik 32,62 jua ton di semester I 2023, naik 19 persen dari tahun lalu di periode yang sama.
Presiden Direktur dan Chief Executive Officer (CEO) Adaro, Garibaldi Thohir atau Boy Thohir mengatakan, pencapaian perusahaan di enam bulan ini memposisikan untuk mencapai target 2023 dan pertumbuhan bisnis berkelanjutan di jangka panjang.
Adapun sepanjang tahun ini Adaro menargetkan target volume penjualan berkisar di 62-64 juta ton.
Sebuah truk pengangkut pasir melintas di area tambang batu bara Adaro, Kalimantan Selatan. Foto: Michael Agustinus/kumparan
“Di tengah pasar yang fluktuatif, permintaan untuk produk kami tetap tinggi. Lebih lanjut, pemenuhan pembiayaan yang diperoleh untuk smelter aluminium maupun fasilitas pendukung terkait adalah peristiwa signifikan dalam ekspansi bisnis Adaro ke sektor pengolahan mineral,” katanya dalam keterangannya, Rabu (9/8).
ADVERTISEMENT
Di mana, Indonesia tetap merupakan pasar terbesar Grup Adaro, dengan meliputi sekitar 25 persen dari penjualan batu bara termalnya di semester I 2023. Meskipun secara kuartalan penjualan ke pasar domestik dapat berfluktuasi, kontrak Grup Adaro yang berperiode tahunan membuat perusahaan tetap dapat mempertahankan target untuk berkontribusi pada pasar domestik dengan porsi lebih dari 25 persen.

Perpanjang Masa Buyback Saham

Direktur Utama Adaro Energy Indonesia, Garibaldi Thohir. Foto: Muhammad Darisman/kumparan
Boy Thohir juga mengatakan, perusahaannya memperpanjang program pembelian kembali atau buyback saham senilai Rp 4 triliun.
“Kami mengupayakan keseimbangan yang optimal antara pengembalian pemegang saham dan ekspansi bisnis. Pada kuartal ini kami memperpanjang program pembelian kembali saham dengan tetap mempertahankan komitmen terhadap dividen,” tambah dia.
Nilai buyback itu setara atau tidak akan lebih dari 20 persen modal disetor, dengan ketentuan paling sedikit saham yang beredar adalah 7,5 persen.
ADVERTISEMENT
Pembelian kembali saham Perseroan dinilai akan memberikan tingkat pengembalian yang baik bagi pemegang saham serta meningkatkan kepercayaan investor sehingga harga saham Perseroan dapat mencerminkan kondisi fundamental Perseroan yang sebenarnya.