Wabah PMK Serang 1.247 Sapi di Jatim, Lalu Lintas Ternak & Pasar Hewan Ditutup

7 Mei 2022 9:05 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peternak menunggui sapi miliknya yang dijual di pasar hewan, Ngawi, Jawa Timur, Selasa (1/3/2022).  Foto: Ari Bowo Sucipto/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Peternak menunggui sapi miliknya yang dijual di pasar hewan, Ngawi, Jawa Timur, Selasa (1/3/2022). Foto: Ari Bowo Sucipto/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Penyakit Mulut dan Kaki (PMK) telah menjadi wabah (outbreak) yang menyerang 1.247 hewan ternak sapi di Jawa Timur (Jatim). Adapun empat Kabupaten yang telah berstatus wabah yaitu Gresik, Lamongan, Sidoarjo, dan Mojokerto.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut tercantum dalam Surat Edaran Dinas Peternakan Pemprov Jatim No 524.3/5201/122.3/2022 tentang Laporan Kejadian Penyakit Menular Akut Pada Ternak mengenai PMK di Jatim.
Kepala Dinas (Kadis) Peternakan Jatim, Indyah Aryani mengungkapkan, kasus PMK pertama kali dilaporkan di Kabupaten Gresik pada tanggal 28 April 2022. Ada 402 ekor sapi potong yang tersebar di 5 kecamatan dan 22 desa.
Kasus kedua, lanjut Indyah, dilaporkan pada tanggal 1 Mei 2022 di Kabupaten Lamongan sebanyak 102 ekor sapi potong yang tersebar di 3 kecamatan dan 6 desa. Lalu, kasus ketiga di Kabupaten Sidoarjo sebanyak 595 ekor sapi potong, sapi perah dan kerbau yang tersebar di 11 kecamatan dan 14 desa.
"PMK adalah penyakit hewan menular akut yang menyerang ternak sapi, kerbau, kambing, domba, kuda dan babi dengan tingkat penularan mencapai 90 sampai 100 persen dan dianggap bisa menimbulkan kerugian ekonomi sangat tinggi," ungkap Indyah dalam keterangannya, Jumat (6/5).
ADVERTISEMENT
Kasus keempat, sambung Indyah, terjadi pada tanggal 3 Mei 2022 di Kabupaten Mojokerto sebanyak 148 ekor sapi potong yang tersebar di 9 kecamatan dan 19 desa.
Petugas memeriksa kesehatan gigi dan mulut ternak sapi di salah satu sentra penggemukan ternak sapi di Tulungagung, Jawa Timur, Kamis (23/7). Foto: Destyan Sujarwoko/ANTARA FOTO
Kementan Batasi Lalu Lintas Ternak dan Tutup Pasar Hewan
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementerian Pertanian (Kementan), Nasrullah menegaskan, Kementan telah menyiapkan serangkaian langkah darurat untuk menanggulangi penyebaran PMK pada ternak.
Menurut Nasrullah, saat ini Kementan tengah melakukan pemeriksaan sampel di laboratorium dan memantau langsung di lapangan. Semua upaya pembatasan penyebaran PMK ternak dilakukan sesuai hasil identifikasi.
"Tergantung hasil identifikasinya, yang jelas Kementan melakukan langkah darurat, temporary dan permanen," kata Nasrullah kepada kumparan, Jumat (6/5).
Untuk melakukan pengendalian wabah PMK, Dinas Peternakan Jatim telah melakukan pengobatan simtomatis pada ternak yang telah terjangkit penyakit untuk mengurangi potensi panic selling.
ADVERTISEMENT
Kemudian, bersama Balai Besar Veteriner (BBVET) selaku dan Pusat Veterinaria Farma (PUSVETMA), melakukan pengambilan sampel untuk peneguhan diagnosa penyakit dan melakukan surveillance epidemiology menentukan luasan sebaran penyakit dan menentukan jumlah ternak terancam.
Mengenai kemungkinan pembatasan lalu lintas ternak dan penutupan pasar hewan, Nasrullah mengkonfirmasi bahwa langkah-langkah tersebut dilakukan sebagai upaya antisipatif seiring dengan proses investigasi yang dilakukan Kementan.
"Itu antisipatif namanya sambil menunggu hasil investigasi," tutur Nasrullah.
Bagi empat kabupaten yang telah berstatus wabah PMK, dilakukan pembatasan lalu lintas ternak dari dan menuju daerah wabah. Selain itu, ada penutupan sementara pasar hewan, pelaksanaan pemusnahan terbatas (focal culling) sesuai dengan ketersediaan anggaran dan vaksinasi seluruh ternak sehat pada daerah terancam dengan cakupan minimal 70 persen.
ADVERTISEMENT