Wacana Merger GoTo-Grab: Pemerintah Wajib Lindungi Data dan Kepentingan Nasional

9 Mei 2025 15:17 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ojek online. Foto: REUTERS/Beawiharta
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ojek online. Foto: REUTERS/Beawiharta
ADVERTISEMENT
Ekonom Senior Piter Abdullah Piter menanggapi isu bergabungnya (merger) dua raksasa teknologi digital di Indonesia, GoTo dan Grab. Dia meminta pemerintah agar bersikap cermat dalam menanggapi wacana ini.
ADVERTISEMENT
Piter menekankan pentingnya peran otoritas negara, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), dalam mengawasi potensi dampak merger terhadap perlindungan data pengguna, serta dampaknya bagi konsumen dan UMKM.
“Pemerintah dari Komdigi harus melihat dari sisi data, penguasaan informasi teknologi data. Kalau dimiliki asing harus jadi perhatian Komdigi. Kemudian juga terkait perlindungan konsumen dan UMKM, di masing masing sektor kementerian,” ujar Piter melalui keterangan tertulis seperti yang dikutip kumparan, Jumat (9/5).
Lebih lanjut, Piter menyoroti aspek nasionalisme dalam wacana merger tersebut, mengingat status kepemilikan asing Grab dibandingkan dengan GoTo yang ia sebut sebagai karya anak bangsa.
Piter menegaskan bahwa sektor digital tak bisa dipandang semata sebagai aktivitas bisnis, melainkan juga menyangkut kedaulatan data dan keamanan strategis nasional.
ADVERTISEMENT
Ia menyoroti pentingnya mempertimbangkan aspek nasionalisme dalam rencana akuisisi, terutama jika yang berpotensi mengambil alih adalah perusahaan asing seperti Grab.
Menurutnya, GoTo merupakan hasil karya anak bangsa yang harus dijaga, terutama karena teknologi digital yang mereka operasikan mengelola data dalam skala besar dan kompleks. Oleh karena itu, jika penguasaan berpindah ke pihak asing, isu keamanan data menjadi sangat krusial.
Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah Redjalam menjadi pembicara kumparan The Economic Insights 2025 di The Westin, Jakarta, Rabu (19/2/2025). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
“GoTo ini kan karya anak bangsa, jadi sesuatu yang harus kita pertimbangkan, jangan sampai diakuisisi Grab yang notabene dari asing. Ini adalah teknologi yang menggunakan data, rangkaiannya jadi banyak. Jika yang menguasai jadi asing maka jadi penting terkait kemanan data,” imbuhnya.
Piter juga menegaskan bahwa tidak ada urgensi dari masing masing platform untuk akuisisi/merger.
ADVERTISEMENT
“Kalau saya melihatnya ini nggak ada urgensi dari keduanya untuk merger,” ucap Piter.
Terakhir, Piter menilai bahwa baik GoTo maupun Grab memiliki ekosistem bisnis digital yang serupa, sehingga potensi merger lebih didorong oleh ambisi menguasai pangsa pasar.
“Ekosistem mereka ini kan sama, jadi sepertinya kepentingannya hanya untuk market share dan menguasai market share”. tutup Piter.