Wagub Jateng Keluhkan Harga Gas Buat Industri Masih Tinggi

23 Mei 2023 13:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Gubernur Jawa Tengah, Gus Yasin. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Gubernur Jawa Tengah, Gus Yasin. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen atau Gus Yasin mengeluhkan masih mahalnya harga gas. Di kawasan industri di Jawa Tengah, harga gas masih dipatok pada harga USD 9 hingga 17 USD per one million British Thermal Units (MMBTU)
ADVERTISEMENT
Harga tersebut melebihi harga gas khusus yang dipatok Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di level USD 6 per MMBTU.
“Harga gas di kawasan industri masih tinggi berkisar USD 9 sampai USD 17 per MMBTU. Harga tidak seragam di beberapa kawasan industri,” kata Gus Yasin pada sambutannya Forum Kapasitas Nasional (Kapnas) Surabaya di Westin Hotel, Selasa (23/5).
Gus Yasin mengatakan, peraturan yang ditetapkan lewat Permen ESDM No. 8/2020 tentang Tata Cara Penetapan Pengguna Harga Gas Bumi Tertentu di Bidang Industri dan Permenperin No. 18/2020 belum mengatur tata cara untuk para investor baru memperoleh harga gas mandatori di level USD 6 per MMBTU.
Akibatnya, beberapa industri tidak berkesempatan untuk menekan ongkos produksi mereka untuk bersaing di pasar. Di sisi lain, monetisasi lapangan gas prospektif di kawasan Jawa-Bali-Nusa Tenggara (Jabanusa) belakangan terkendala akibat ketidakpastian pembeli.
ADVERTISEMENT
Adapun potensi permintaan gas bumi di Jawa Tengah berasal dari beberapa kawasan industri seperti Kawasan Industri Kendal (KIK), Kawasan Industri Wijayakusuma (KIW), Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) dan Kawasan Industri Aviarna (KIA). Nantinya potensi permintaan gas dari kawasan industri itu diharapkan dapat disambung lewat Pipa Cirebon-Semarang atau Cisem.
Sementara kebutuhan gas di KIK dan KITB masing-masing sebesar 0,91 MMSCFD dan 10,3 MMSCFD pada tahun ini. Selain itu, kebutuhan gas untuk KIA diperkirakan mencapai 0,50 MMSCFD sepanjang 2023.
“Update pembangunan pipa gas bumi transmisi Semarang-Batang sepanjang 62 kilometer saat ini sudah berada pada tahap konstruksi dengan progres pembangunan kurang lebih 88,04 persen, diharapkan beroperasi bertahap pada akhir 2023,” ujarnya.