Wajah Baru Bank Bukopin, Bagaimana Dampaknya bagi Keuangan Negara?

20 Oktober 2020 9:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas saat melayani nasabah di bank Bukopin. Foto: Antarafoto
zoom-in-whitePerbesar
Petugas saat melayani nasabah di bank Bukopin. Foto: Antarafoto
Situasi pandemi memaksa sektor-sektor yang terdampak untuk melaksanakan berbagai penyesuaian agar industri bisa tetap berjalan, tak terkecuali sektor keuangan dan perbankan. Hal ini pula yang dilakukan PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Selasa 25 Agustus 2020 lalu dalam rangka memperbaiki struktur permodalan dan likuiditas Perseroan.
Dalam aksi korporasi lanjutan tersebut, Bank Bukopin menerbitkan saham baru sebanyak 16.360.578.947 lembar saham kelas B dengan nilai transaksi Rp 190 per lembar saham, yang seluruhnya diserap oleh KB Kookmin Bank. Dengan begitu, Bank asal Korea Selatan itu kini masuk sebagai pemegang saham utama sekaligus menjadi pemegang saham pengendali (PSP) dengan menggenggam 67 persen saham Bank Bukopin.
Tak hanya memiliki struktur permodalan yang solid, Direktur Utama Bank Bukopin, Rivan Achmad Rivantono, mengatakan bahwa bergabungnya KB Kookmin Bank merupakan upaya Bank Bukopin untuk rebranding sebagai sebagai Bank Nasional dengan jaringan global.
“Pada saat PUT 5, KB Kookmin Bank tidak hanya akan mengambil rate-nya, tetapi menyetujui sebagai standby buyer. KB Kookmin Bank kembali ingin menambahkan modal dalam pelaksanaan private placement pada 25 Agustus dan final pada 4 September 2020, sehingga komposisi KB Kookmin mencapai 67 persen. Maka otomatis di dalam operasionalnya, Bank Bukopin menjadi satu kesatuan dengan KB Financial Group, sehingga seluruh reputasinya semua menjadi tanggung jawab KB Financial Group,” ungkap Rivan dalam webinar ‘Mengenal Wajah Baru Bukopin’, Rabu (14/10).
Direktur Utama Bank Bukopin, Rivan Achmad Rivantono, dalam webinar ‘Mengenal Wajah Baru Bukopin’, Rabu (14/10). Foto: Youtube/kumparan.
Menariknya, KB Kookmin Bank yang telah mengembangkan sayap di 24 negara selama ini cenderung memilih bank-bank yang fokus bergerak di sektor UMKM dan retail. Dalam penjelasan Rivan, hal inilah salah satu faktor yang membuat KB Kookmin Bank tertarik untuk berkolaborasi karena distribusi channel, SDM, dan segmen UMKM Bank Bukopin sudah kuat.
“KB Kookmin Bank mengembangkan sayap di 24 negara dan 3 negara terdekat dengan Indonesia yaitu Kamboja, Thailand, dan Myanmar, bahkan Vietnam yang yang baru, mereka tertarik dalam bisnis UMKM dan microfinance. Melihat Bank Bukopin yang komposisi 57 persen adalah UMKM, inilah tolak ukur pertama KB Kookmin Bank untuk memiliki Bank Bukopin dengan tetap mengutamakan bisnis di UMKM dan microfinance,” tambah Rivan.
Selain itu, bergabungnya KB Kookmin Bank otomatis memberi perubahan dalam jajaran direksi dan komisaris Bank Bukopin. Dalam jajaran komisaris, ada dua anggota baru yang berasal dari Korea Selatan, sedangkan di jajaran direksi terjadi penambahan sebanyak 4 pimpinan baru yang juga dari Negeri Ginseng. Meski hampir separuh jajaran kini berasal dari pemegang saham utama, Rivan memastikan Bank Bukopin tetap memiliki semangat sebagai bank nasional masih tetap kuat.
Fokus utama bisnis Bank Bukopin juga akan tetap pada UMKM dan retail. Hal ini diharapkan dapat memperkuat perkembangan UMKM dengan mempermudah perusahaan-perusahaan Korea Selatan untuk masuk ke Tanah Air melalui Korean Desk, dengan KB Kookmin Bank sebagai support utamanya.
KB Kookmin Bank juga menjadi pemain utama untuk pembiayaan perumahan atau mortgage di Korea Selatan. Hal ini menurutnya juga bisa diterapkan di Indonesia untuk dengan teknologi yang lebih mumpuni dari KB Kookmin Bank.
“UMKM bisa dikembangkan berbagai hal, misalnya ritel ini tetap jadi favorit, credit consumer, KPR, tapi kita enggak bisa tinggalkan sejarah. KB ini perusahaan mortgage terbesar di Korea, ini akan bisa diterapkan di Indonesia juga,” ujar Rivan.
staf Ahli Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Ryan Kiryanto, dalam webinar ‘Mengenal Wajah Baru Bukopin’, Rabu (14/10). Foto: Youtube/kumparan.
Sinergi antara KB Kookmin Bank dan Bank Bukopin pun mendapat dukungan positif dari menurut Staf Ahli Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Ryan Kiryanto, menjadi pertanda baik bagi industri keuangan nasional.
Guideline besar OJK untuk terus mendukung bagi industri perbankan baik secara kelembagaan atau individual bank untuk terus tumbuh dan berkembang. Dan yang paling penting lagi adalah memberikan kontribusi nyata kegiatan perekonomian maupun investasi. Spirit inilah yang ada dalam pemilik Bank Bukopin ini,” jelas Ryan dalam webinar yang sama.
“Ini step stone yang bagus dan sungguh positif, karena sesuai arah perbankan dan perkuat positioning-nya memiliki competitiveness yang kuat dan terbukanya era persaingan di industri jasa keuangan di negeri kita,” pungkasnya.
Ingin tahu lebih dalam mengenai wajah baru Bank Bukopin serta dampak positifnya bagi perkembangan keuangan negara berdasarkan pandangan staf ahli OJK? Anda dapat menyaksikan liputan selengkapnya di bawah ini:
Artikel ini merupakan bentuk kerja sama dengan Bank Bukopin