Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Wajah Baru Studio Rekaman Legendaris, Lokananta, Usai Revitalisasi
12 Desember 2023 15:09 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Revitalisasi Lokananta berlangsung sejak 2022. Awalnya, seluruh aset Lokananta dimiliki Perum Percetakan Negara Republik Indonesia (PNRI), kemudian dialihkan kepada PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA).
PPA berkolaborasi dengan PT Indah Karya (Persero) sebagai konsultan manajemen konstruksi, kontraktor PP Urban, arsitek Andramatin, serta M Bloc Group sebagai operator dalam pelaksanaan revitalisasi dan pengembangan aset Lokananta .
Direktur Investasi 1 & Restrukturisasi PPA, Rizwan Rizal Abidin, menyebutkan PNRI mengelola Lokananta sejak 2004. Setelah ditugaskan oleh Menteri BUMN Erick Thohir, PPA melihat potensi besar untuk dijadikan sebagai destinasi wisata.
“Ternyata di sana ada cagar budaya yang nilai sejarahnya bisa dikembangkan dengan memiliki potensi-potensi yang bagus, oleh karena itu kami melihat, mengkaji, dan kami perbaiki,” jelas Rizwan saat Media Gathering di Lokananta, Solo, Senin (11/12).
ADVERTISEMENT
Rizwan menjelaskan revitalisasi ini membentuk Lokananta sebagai creative hub baru di kawasan Solo, tetapi tidak meninggalkan ciri khasnya. Sebab, banyak peninggalan sejarah yang dimiliki Lokananta, seperti rekaman proklamasi kemerdekaan Indonesia, beragam kaset dan piringan hitam, hingga gamelan tertua kedua di Indonesia.
Berkat revitalisasi, Lokananta berubah menjadi lebih tertata dan terkonsep. Areanya terbagi menjadi beberapa bagian, yakni ruang Linimasa, Gamelan, Diskografi, Bengawansolo, Anekanada, Proklamasi, Ruang Pamer, Pustaka, dan Toko merchandise Lokananta.
“Tapi sayang itu tidak dikembangkan dan dibudidayakan, jadi ini kerja sama dengan arsitek, ahli seni, hingga Almarhum Glenn Freddly, ternyata Lokananta ini memiliki nilai yang tinggi,” terang Rizwan.
Dengan demikian, saat ini Lokananta memiliki lima pilar bisnis, yaitu area pertunjukan amphitheater dan studio rekaman Lokananta Record, museum dan arsip, merchandise dan pengelolaan kekayaan intelektual, Galeri UMKM, dan sentra kuliner.
ADVERTISEMENT
Sejak revitalisasi rampung pada 3 Juni 2023, Lokananta sudah mengadakan 45 acara yang menjaring 1.025 pengunjung. Kemudian, ada banyak tenant yang 90 persennya adalah UMKM dari Solo dan sekitarnya.
Tidak sampai di situ, Rizwan memastikan pengembangan Lokananta terus berlanjut di tahun depan. PPA akan membantun amphiteater yang bisa menampung 3.000 orang, monetisasi intellectual property (IP) untuk Perum Perfilman Nasional (PFN), hingga sekolah musik.
“Secara garis besar, cagar budaya dengan budaya nilai yang paling tinggi adalah IP. IP akan kita kembangkan untuk pembuatan film, seperti karakter dan musik yang akan kita monetisasi dan kita kembangkan dalam PFN,” ungkap Rizwan.
Raup Pendapatan Rp 825 Juta dalam 4 Bulan
Kepala Divisi Restrukturisasi dan Revitalisasi 2 PPA, Ridha Farid Lesmana, menambahkan dengan total 45 acara yang telah diselenggarakan, Lokananta meraup pendapatan Rp 825 juta hingga Oktober 2023 alias 4 bulan sejak pembukaan.
ADVERTISEMENT
“Secara pendapatan kurang lebih sekitar Rp 825 juta hanya dari event saja, akumulasi sampai Oktober. Itu revenue hanya sekitar 4 bulan dari Juli sampai Oktober, dan positif labanya,” ungkap Ridha.
Direktur Utama PPA, Avianto Istihardjo, menegaskan meskipun salah satu tujuan revitalisasi Lokananta adalah kenaikan pendapatan, namun masih ada hal lain yang lebih penting dari sekadar mendulang keuntungan.
“Memang pendapatan jauh meningkat dan juga sudah memberikan laba bersih secara operasionalnya sampai dengan Oktober dan harapannya ke depan bisa lebih meningkat lagi. Tapi poinnya adalah finansial bukan satu-satunya objektif dari optimalisasi aset Lokananta,” ujar Avianto.
Objektif lainnya, kata Avianto, yakni optimalisasi aset Lokananta yang diharapkan bisa menjadi tambahan atau destinasi wisata baru di Kota Solo. Sehingga bisa memberikan kontribusi bagi tambahan pemasukan daerah.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, Lokananta diharapkan bisa menjadi creative hub untuk seniman berkreasi, dan objektif terakhir yakni menjadi salah satu commercial hub untuk wadah pelaku usaha UMKM.
Kolaborasi Erick Thohir dan Gibran Rakabuming
Lokananta sendiri merupakan studio rekaman pertama yang dimiliki Indonesia. Berdiri pada 1956, nama besar Lokananta yang berlokasi di Solo makin pudar. Hal itu yang mendorong Menteri BUMN Erick Thohir untuk mengembangkannya jadi pusat kegiatan ekonomi kreatif.
Berkolaborasi dengan Gibran sebagai Wali Kota Solo, Erick Thohir, mengerahkan BUMN untuk menggarap proyek revitalisasi tersebut. PPA sebagai penyandang dana, penggarapan fisiknya dilakukan oleh PT Indah Karya (Persero) dan PP Urban, sedangkan pengelolaannya nanti dilakukan di bawah M Bloc Group.
"Dengan Mas Wali Kota @gibran rakabuming, kami merevitalisasi studio rekaman musik pertama di Indonesia," tulis Erick Thohir di akun Instagramnya, Senin (28/11/2022).
ADVERTISEMENT