Wakil Ketua OJK: Integrasi Teknologi Digital Jasa Keuangan Punya Potensi Besar

28 Juli 2022 11:42 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Calon Wakil Ketua DK OJK Mirza Adityaswara mengikuti uji kepatutan dan kelayakan di Komisi XI DPR RI, Rabu (6/4/2022). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Calon Wakil Ketua DK OJK Mirza Adityaswara mengikuti uji kepatutan dan kelayakan di Komisi XI DPR RI, Rabu (6/4/2022). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mirza Adityaswara, mengatakan kegiatan usaha di berbagai sektor dan industri sedang beramai-ramai melakukan transformasi digital sebagai bagian tahapan menuju digitalisasi di berbagai bidang.
ADVERTISEMENT
Menurut dia, sebanyak 204,7 juta penduduk Indonesia merupakan pengguna internet dan 94,1 persen di antaranya mengakses internet untuk berbagai aktivitas menggunakan telepon genggam.
"Tidak pelak lagi hampir semua pelaku usaha di berbagai bidang, termasuk pelaku usaha di industri jasa keuangan secara bertahap melakukan adopsi teknologi digital guna mendukung kegiatan usaha mereka. Kita semua menyadari bahwa perubahan model bisnis ataupun mekanisme kerja sebagai akibat dari adanya adopsi teknologi digital memang tidak dapat terelakkan lagi," ujar Mirza dalam sambutannya di webinar OJK Institute, Kamis (28/7).
Mirza mengatakan integrasi teknologi digital pada industri jasa keuangan memiliki potensi yang sangat besar. Dari 204,7 juta pengguna internet, 28,8 persen di antaranya mengakses jasa keuangan secara digital melalui aplikasi mobile banking, investasi, dan asuransi. Selain itu, 21,6 persen pengguna internet menggunakan aplikasi mobile payment dalam transaksi keuangan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Dia menekankan kunci penting keberhasilan transformasi digital, yaitu faktor kesiapan sumber daya manusia. Faktor kesiapan sumber daya manusia (SDM) yang menjadi penentu apakah transformasi digital bisa berjalan sukses atau tidak.
"Faktor manusia yang bisa mengidentifikasi semua permasalahan harus dipecahkan dalam program digitalisasi tersebut. Faktor teknologi yang canggih dan dana yang melimpah tidak akan sepenuhnya menjadi faktor penentu keberhasilan dalam transformasi digital, apabila tidak didukung dengan kesiapan SDM," katanya.
Menurut Mirza, industri jasa keuangan yang merupakan salah satu industri yang sangat aktif dalam melakukan transformasi digital, juga perlu memiliki pimpinan yang berbasis digital leadership. Digital leadership bukan hanya dibutuhkan untuk para pemimpin di sektor swasta saja, tetapi juga untuk kalangan pemimpin di pemerintahan.
ADVERTISEMENT
"Peluang untuk melakukan transformasi digital merupakan sebuah strategi agar lembaga jasa keuangan tersebut tetap mampu eksis dalam jangka panjang, sekaligus menghalau segala bentuk ancaman yang diberikan oleh para kompetitor mereka," ujarnya.
Ilustrasi pembayaran digital. Foto: ronstik/Shutterstock
Cara-Cara Adopsi Teknologi Digital dalam Organisasi
Tahap pertama yang dijelaskan Mirza, adalah melakukan identifikasi kebutuhan digitalisasi di dalam organisasi yang dipimpin. Tahap berikutnya adalah mengoptimalkan sumber daya yang ada di organisasi agar mampu mendukung proses berjalannya transformasi digital menuju arah diinginkan.
"Alasan selanjutnya yang ketiga adalah status sumber daya manusia di organisasi tersebut pasca selesai program transformasi digital. Hal ini sangat penting mengingat banyak sekali implementasi transformasi digital yang selalu dibarengi dengan pemutusan hubungan kerja pegawai dalam jumlah besar," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Tahap keempat, adalah transformasi digital membutuhkan budaya inovasi dengan adanya proses yang berkelanjutan. Kelima, mampu mengeksekusi semua permasalahan yang dihadapi dalam proses transformasi digital.
Keenam, menjaga loyalitas konsumen baik pada saat transformasi digital sedang berlangsung maupun setelah selesai. Tahap terakhir, yaitu memastikan bahwa hasil akhir dari transformasi digital memberikan manfaat dan keuntungan yang sangat besar.