Wall Street Anjlok, Investor Cemas Pilihan Kabinet Trump

18 November 2024 7:26 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sebuah tanda jalan, Wall Street, terlihat di luar New York Stock Exchange (NYSE) di New York City, New York, AS.
 Foto: Shannon Stapleton/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Sebuah tanda jalan, Wall Street, terlihat di luar New York Stock Exchange (NYSE) di New York City, New York, AS. Foto: Shannon Stapleton/REUTERS
ADVERTISEMENT
Indeks utama saham Amerika Serikat (AS) alias Wall Street ditutup melemah pada Jumat (15/11). Dengan S&P 500 dan Nasdaq mencatat penurunan harian terbesar dalam dua minggu terakhir.
ADVERTISEMENT
Penurunan ini dipicu kekhawatiran terkait pemangkasan suku bunga yang lebih lambat. Serta respons investor terhadap pilihan kabinet oleh Presiden terpilih AS, Donald Trump.
Mengutip Reuters, Dow Jones Industrial Average (.DJI) turun 305,87 poin atau 0,70 persen menjadi 43.444,99. S&P 500 (.SPX) melemah 78,55 poin atau 1,32 persen menjadi 5.870,62, sementara Nasdaq Composite (.IXIC) anjlok 427,53 poin atau 2,24 persen menjadi 18.680,12.
Selama sepekan, S&P 500 tercatat turun 2,08 persen, sedangkan Nasdaq merosot 3,15 persen, menandai penurunan mingguan terbesar dalam lebih dari dua bulan. Indeks Dow juga turun 1,24 persen selama periode yang sama.
Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, pada Kamis mengemukakan beberapa alasan untuk mempertimbangkan kebijakan suku bunga dengan lebih hati-hati, seperti pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, pasar tenaga kerja yang kuat, serta inflasi yang masih berada di atas target bank sentral sebesar 2 persen.
ADVERTISEMENT
Para pedagang semakin yakin bahwa Fed tidak akan mengubah suku bunga pada pertemuan Desember mendatang, dengan peluang sekitar 42 persen, naik signifikan dibandingkan dengan 14 persen sebulan yang lalu. Mereka juga menurunkan ekspektasi untuk penurunan suku bunga pada tahun 2025.
Keyakinan ini diperkuat oleh data ekonomi yang dirilis Jumat, menunjukkan penjualan ritel AS naik lebih tinggi dari perkiraan pada bulan Oktober. Selain itu, harga impor juga meningkat, didukung oleh data inflasi yang kuat yang dirilis pada Rabu dan Kamis.
"Dalam 48 jam terakhir, kami melihat perubahan besar, tidak hanya dari hasil pemilu tetapi juga dari data ekonomi yang lebih baik dari perkiraan, serta pernyataan Powell yang menunjukkan tidak perlu terburu-buru dalam memangkas suku bunga," kata Wakil Kepala Investasi Vaughan Nelson, Adam Rich.
ADVERTISEMENT
"Harapan pasar terhadap pemangkasan suku bunga menurun signifikan, dan kini pasar sedang menyesuaikan diri setelah respons optimis terhadap hasil pemilu AS," tambahnya.
Aksi jual pada Jumat mengakhiri pekan yang diwarnai peralihan fokus investor dari kemenangan Donald Trump, yang dianggap sebagai pilihan pro-bisnis kepada kekhawatiran terkait jalur penurunan suku bunga dan potensi risiko inflasi di bawah pemerintahan barunya.
"Volume perdagangan meningkat hari ini. Investor mengambil untung setelah melihat performa yang baik sepanjang bulan ini, namun aksi ambil untung ini tidak terjadi secara menyeluruh," kata Kepala Investasi Huntington National Bank, John Augustine.
Dia juga menyoroti keuntungan yang terlihat di sektor Utilitas (.SPLRCU), yang menandakan adanya rotasi aset.
Saham produsen vaksin dan perusahaan makanan kemasan mengalami penurunan tajam setelah Trump mengumumkan akan mencalonkan Robert F. Kennedy Jr. sebagai kepala Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan. Kennedy dikenal sering menyebarkan informasi keliru tentang vaksin dan mengkritik makanan ultra-olahan.
ADVERTISEMENT