Wall Street Anjlok, Investor Lepas Saham Teknologi

21 September 2020 7:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Wall Street Foto: Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Wall Street Foto: Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Ketiga indeks utama Wall Street anjlok pada penutupan perdagangan pekan lalu. Investor melepas saham di sektor teknologi selama tiga hari berturut-turut.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan laporan Reuters, Senin (21/9), Dow Jones Industrial Average turun 244,56 poin atau 0,88 persen menjadi 27.657,42, indeks S&P 500 kehilangan 37,54 poin atau 1,12 persen menjadi 3.319,47, dan Nasdaq Composite turun 117,00 poin atau 1,07 persen menjadi 10.793,28.
Selama pekan lalu, Dow berakhir sedikit lebih rendah 0,2 persen, sementara S&P 500 turun 0,7 persen, dan Nasdaq turun 0,6 persen.
Apple Inc (AAPL.O), Microsoft Corp (MSFT.O), Amazon.com Inc (AMZN.O), dan Alphabet Inc. (GOOGL.O), merupakan saham-saham yang telah mendorong bursa saham dari posisi terendah di Maret 2020.
Namun menjelang akhir pekan lalu, saham-saham tersebut mendorong indeks teknologi teknologi S&P 500 (SPLRCT) turun 1,7 persen, penurunan terbesar di antara sektor lainnya. Saham Apple turun 3,2 persen.
ADVERTISEMENT
"Saham berada di puncak pada 2 September, kemudian mengalami penurunan secara cepat dan besar karena banyak investor melepas saham teknologi,” kata Tom Martin, manajer portofolio senior di Globalt Investments di Atlanta.
New York Stock Exchange (NYSE) Foto: REUTERS/Lucas Jackson
Sementara itu, analis investor lainnya berpendapat bahwa saat ini investor tengah mengalihkan sahamnya dari teknologi ke sektor lain. Hal ini akibat saham teknologi yang melambung tinggi secara cepat beberapa waktu lalu.
“Ini karena sentimen pasar sampai beberapa waktu saja, mereka merotasi sahamnya,” kata Rob Haworth, ahli strategi investasi senior di U.S. Bank Wealth Management di Seattle.
“Kami tidak yakin ini benar-benar menunjukkan ada masalah pada pertumbuhan ekonomi, tapi lebih karena aksi ambil untung dan pengalihan saham,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Sektor material S&P 500 (SPLRCM) adalah sektor berkinerja terbaik sepanjang bulan ini, sementara teknologi S&P 500 merupakan yang terburuk.
Investor terus mencermati meningkatnya kasus virus corona di luar negeri. Negara-negara Eropa, dari Denmark hingga Yunani, mengumumkan pembatasan baru pada akhir pekan lalu untuk menekan jumlah kasus corona, sementara Inggris dilaporkan tengah mempertimbangkan kembali untuk lockdown.
Volume di bursa AS mencapai 14,31 miliar saham, tertinggi sejak rekonstitusi FTSE Russell di Juni.