Wall Street Anjlok, Kekhawatiran Perang Tarif Terus Bayangi Investor

11 April 2025 6:39 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Wall Street. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Wall Street. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Pasar saham Amerika Serikat, Wall Street kembali terguncang. Ketiga indeks utama Wall Street ditutup melemah tajam pada Kamis (10/4), di tengah kekhawatiran akan dampak ekonomi dari perang tarif yang dilancarkan Presiden Donald Trump terhadap sejumlah negara.
ADVERTISEMENT
Dow Jones turun 1.014,79 poin atau 2,50 persen ke 39.593,66. Indeks S&P 500 kehilangan 188,85 poin atau 3,46 persen ke level 5.268,05. Nasdaq, yang didominasi saham teknologi, jatuh 737,66 poin atau 4,31 persen ke 16.387,31.
Kejatuhan ini terjadi hanya sehari setelah pasar sempat rebound besar, menyambut pengumuman Trump yang menunda penerapan tarif selama 90 hari. Kala itu, S&P 500 melonjak 9,5 persen, sementara Nasdaq melesat 12,2 persen kenaikan harian terbesar kedua sepanjang sejarah indeks tersebut.
Namun euforia itu tak bertahan lama. Kekhawatiran akan arah kebijakan Trump dan ketidakpastian hasil negosiasi dagang membuat investor kembali ragu.
"Investor masih belum yakin ke mana arah semua ini. Kekhawatiran soal tarif masih menjadi sentimen dominan," ujar Paul Nolte, penasihat senior di Murphy & Sylvest.
ADVERTISEMENT
Dari sisi makro, data inflasi AS sebenarnya menunjukkan perkembangan positif. Indeks Harga Konsumen (IHK) turun tak terduga pada Maret, dengan inflasi inti tahunan melambat ke 2,8 persen, mendekati target The Fed.
Namun arah kebijakan bank sentral masih belum pasti. Gubernur The Fed Michelle Bowman menyebut dampak penuh dari kebijakan Trump belum terlihat. Sementara Presiden The Fed Chicago Austan Goolsbee membuka peluang pemangkasan suku bunga jika tensi dagang mereda.
Sementara itu, Uni Eropa menunda tarif balasan sebagai respons atas jeda 90 hari dari AS, sembari menjajaki kesepakatan dagang baru. Namun ketegangan dengan Tiongkok masih tinggi, dengan Beijing bersumpah tidak akan mundur.
Indeks volatilitas pasar CBOE (VIX), yang dikenal sebagai “indeks ketakutan”, melonjak ke 40,86 menandakan kecemasan tinggi di kalangan investor.
ADVERTISEMENT
“Sulit bagi investor untuk kembali masuk pasar dalam kondisi volatil seperti ini,” ujar Nolte.
Di lantai bursa, mayoritas saham kompak melemah. Di NYSE, rasio saham turun terhadap naik mencapai 4,81 banding 1. Sementara di Nasdaq, hanya 867 saham menguat, dibandingkan 3.588 saham yang terkoreksi.