Wall Street Bervariasi, Investor Cermati Naiknya Imbal Hasil Treasury AS

27 Desember 2024 6:51 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pedagang sedang bekerja di lantai New York Stock Exchange (NYSE). Foto: Getty Images/Spencer Platt
zoom-in-whitePerbesar
Pedagang sedang bekerja di lantai New York Stock Exchange (NYSE). Foto: Getty Images/Spencer Platt
ADVERTISEMENT
Indeks Saham Amerika Serikat (AS), Wall Street, ditutup bervarasi pada perdagangan Kamis (26/12), karena meningkatnya imbal hasil Treasury AS membebani saham beberapa perusahaan teknologi besar yang dominan.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, Indeks S&P 500 (.SPX) turun 2,45 poin, atau 0,04 persen menjadi 6.037,59 poin, sementara Nasdaq Composite (.IXIC) turun 10,77 poin, atau 0,05 persen menjadi 20.020,36. Dow Jones Industrial Average (.DJI) naik 28,77 poin, atau 0,07 persen menjadi 43.325,80.
Enam perusahaan saham dengan kapitalisasi besar anjlok. Tesla (TSLA.O) menjadi saham yang paling banyak mengalami penurunan sebesar 1,8 persen. Sementara perusahaan yang paling menonjol adalah Apple (AAPL.O) naik 0,3 persen dan terus mendekati posisi sebagai perusahaan pertama di dunia yang mencapai nilai pasar USD 4 triliun.
Saham teknologi berkapitalisasi besar sedikit menurun pada musim panas, karena investor berusaha mengalihkan sebagian modal ke sektor lain yang menawarkan nilai lebih. Namun, sejak pemilihan umum AS pada November, saham-saham tersebut telah kembali naik dan mengungguli versi S&P 500 yang berbobot sama.
ADVERTISEMENT
Saham yang terkait dengan mata uang kripto turun setelah Bitcoin turun 3,9 persen. MicroStrategy (MSTR.O), MARA Holdings (MARA.O), dan Coinbase Global (COIN.O), semuanya turun antara 1,9 persen dan 4,8 persen.
Di antara 11 sektor S&P yang diperdagangkan lebih rendah adalah sektor konsumen diskresioner (.SPLRCD), turun 0,6 persen, dan indeks energi (.SPNY), yang turun 0,1 persen karena mengikuti melemahnya harga minyak mentah AS.
Para investor merespons sedikit kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS, termasuk imbal hasil obligasi acuan Treasury 10 tahun yang mencapai titik tertinggi sejak awal Mei, di level 4,64 persen pada awal sesi.
Ilustrasi Wall Street. Foto: Shutterstock
Lelang obligasi tujuh tahun yang kuat di awal sore membantu imbal hasil turun sedikit, dengan obligasi 10 tahun pada 4,58 persen dalam perdagangan sore.
ADVERTISEMENT
Imbal hasil yang lebih tinggi secara tradisional dianggap negatif bagi saham-saham pertumbuhan, karena hal itu meningkatkan biaya pinjaman mereka untuk mendanai ekspansi.
Dengan pasar yang semakin didominasi oleh saham-saham teknologi berkapitalisasi besar yang dikenal sebagai Magnificent Seven, menekan kinerja mereka, terutama sebagai pengganti katalis pasar lainnya, akan memberikan tekanan ke bawah pada indeks acuan.
Tiga indeks utama telah mencapai beberapa rekor tertinggi tahun ini di tengah harapan akan lingkungan suku bunga yang lebih rendah dan prospek kecerdasan buatan yang dapat meningkatkan laba perusahaan.
Namun, saham AS mengalami lonjakan tajam pada bulan terakhir tahun ini menyusul reli yang dipicu pemilu pada November, saat investor menilai proyeksi Federal Reserve tentang lebih sedikit pemotongan suku bunga pada tahun 2025.
ADVERTISEMENT
Ke depannya, Turnquist dari LPL Financial mengatakan beberapa minggu terakhir ini telah terlihat ketergantungan yang signifikan pada saham-saham Magnificent Seven yang mendorong pasar naik, dan kita mungkin mulai melihat keretakan dalam momentum ini.
Satu rilis data pada Kamis menunjukkan jumlah warga AS yang mengajukan tunjangan pengangguran turun ke level terendah dalam sebulan minggu lalu, konsisten dengan pasar tenaga kerja AS yang mendingin tetapi masih sehat.
Pasar sedang berada dalam periode musiman yang kuat, disebut "reli Santa Claus", suatu pola yang dikaitkan dengan likuiditas rendah, panen rugi pajak, dan investasi bonus akhir tahun.