Wall Street Ditutup Bervariasi, Investor Amati Kinerja Perusahaan AS

23 Oktober 2024 6:17 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Wall Street. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Wall Street. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Indeks utama saham Amerika Serikat (AS) alias Wall Street ditutup bervariasi pada perdagangan Selasa (22/10). Pasalnya, investor sedang mengamati laporan kinerja perusahaan AS.
ADVERTISEMENT
Mengutip Reuters, Dow Jones Industrial Average (.DJI) turun 6,71 poin atau 0,02 persen menjadi 42.924,89. S&P 500 (.SPX) turun 2,78 poin atau 0,05 persen menjadi 5.851,20. Sementara Nasdaq Composite (.IXIC) naik 33,12 poin atau 0,18 persen menjadi 18.573,13.
"Beberapa hari terakhir, pasar telah mencoba mencerna pergerakan obligasi pemerintah karena terjadi peningkatan imbal hasil yang cukup besar," kata Manajer Portofolio Natixis ainvestment Managers Solutions, Jack Janasiewicz.
Imbal hasil obligasi 10 tahun acuan sebelumnya mencapai 4,222 persen, tertinggi sejak 26 Juli. Kenaikan ini terjadi karena investor menilai kembali ekspektasi terhadap lintasan kebijakan Federal Reserve.
"Berita besar secara keseluruhan adalah suku bunga kembali naik dan kekhawatiran bahwa Federal Reserve membuat kesalahan kebijakan dengan bertindak terlalu agresif pada bulan September. Hal itu memicu aksi jual suku bunga secara global," kata Manajer Portofolio Simplifu Asset Management, Michael Green.
ADVERTISEMENT
Di bidang korporat, GE Aerospace (GE.N) anjlok 9 persen meskipun menaikkan perkiraan laba untuk tahun 2024. Hal ini terjadi karena kendala pasokan yang terus-menerus memengaruhi pendapatannya. Perusahaan ini menarik indeks Industri yang lebih luas (.SPLRCI), lebih rendah 1,19 persen.
Secara keseluruhan sektor teknologi yang lebih luas (.SPLRCT), naik 0,15 persen. Microsoft (MSFT.O), naik 2,08 persen.
"Selama musim laporan laba, Anda sering mengalami gejolak seperti ini, tetapi ada juga peningkatan ketidakpastian terkait arah suku bunga," kata CEO Horizon Investments, Chuck Carlson.
Beberapa minggu ke depan, pasar ekuitas kemungkinan akan bergejolak, karena investor mencermati laba perusahaan, data ekonomi terbaru, dan hasil pemilu AS, diikuti oleh rapat bank sentral.
Menurut FedWatch dari CME, para pedagang memperkirakan peluang sebesar 89,6 persen akan terjadinya penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan November.
ADVERTISEMENT