Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Wall Street Ditutup Bervariasi, Investor Khawatir Trump Umumkan Darurat Ekonomi
9 Januari 2025 6:38 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Indeks utama saham Amerika Serikat (AS), Wall Street , bervariasi pada perdagangan Rabu (8/1). Indeks Dow Jones dan S&P 500 pada sesi perdagangan tersebut, sedangkan Nasdaq mengalami pelemahan.
ADVERTISEMENT
Mengutip Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average (.DJI), naik 106,84 poin atau 0,25 persen menjadi 42.635,20, S&P 500 (.SPX) naik 9,20 poin, atau 0,16 persen menjadi 5.918,23. Nasdaq Composite ( .IXIC) kehilangan 10,80 poin, atau 0,06 persen menjadi 19.478,88.
Saham-saham AS berakhir sedikit berubah pada hari Rabu dalam sesi dimana mereka berjuang untuk mendapatkan arah yang jelas, karena investor mencerna dampak dari dua data pekerjaan yang saling bertentangan dan sebuah laporan yang mengatakan Presiden terpilih Donald Trump sedang mempertimbangkan deklarasi darurat ekonomi nasional terhadap inflasi.
“Inflasi adalah hal yang tidak bisa dihindari pada tahun 2025. Ada banyak hal yang berpotensi memiliki risiko mendorong inflasi kembali ke atas,” kata Charlie Ripley, ahli strategi investasi senior di Allianz Investment Management.
ADVERTISEMENT
Pada hari Rabu kemarin bahwa para pejabat melihat peningkatan risiko bahwa tekanan harga mungkin tetap terjadi karena para pembuat kebijakan mulai bergulat dengan dampak kebijakan yang diharapkan dari pemerintahan Trump yang akan datang.
Sentimen pasar melemah setelah laporan CNN mengatakan Trump sedang mempertimbangkan untuk membuat program tarif baru dengan menggunakan Undang-Undang Kekuatan Darurat Ekonomi Internasional (International Economic Emergency Powers Act), yang memberi wewenang kepada Presiden untuk mengelola impor selama keadaan darurat nasional.
Imbal hasil benchmark 10-tahun mencapai puncaknya pada 4,73 persen, tertinggi sejak 25 April, dan turun sedikit menjadi 4,677 persen di sore harinya. Menjelang pelantikan Trump pada bulan ini, adanya potensi biaya tambahan terhadap mitra dagang AS telah membuat investor khawatir karena kebijakan Trump, termasuk deportasi massal dan tarif, yang dapat memicu tekanan inflasi.
ADVERTISEMENT
“Jika tarif yang lebih luas diterapkan, hal ini dapat berdampak jangka pendek terhadap inflasi,” kata Thomas Hayes, ketua Great Hill Capital LLC.
“The Fed akan menunggu dan melihat apakah dia (Trump) benar-benar memberlakukan tarif yang bersifat menghukum dan jika dia melakukannya, seberapa besar potensi dampak inflasi yang akan diimbangi oleh pemotongan belanja pemerintah," ujarnya
Adapun delapan dari 11 sektor S&P 500 membukukan kenaikan, dipimpin oleh indeks layanan kesehatan (.SPXHC) dengan kenaikan 0,53 persen. Indeks Russell 200 (.RUT), yang melacak perusahaan-perusahaan kecil yang fokus di dalam negeri turun 0,52 persem. Megacaps digabungkan dengan Microsoft (MSFT.O) naik 0,52 persen, sedangkan Alphabet (GOOGL.O) dan Meta (META.O) masing-masing turun 0,79 persen dan 1,16 persen.
ADVERTISEMENT