Wall Street Ditutup Bervariasi, Saham Nvidia Tergelincir

7 Juni 2024 6:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
 New York Stock Exchange (NYSE) Foto: REUTERS/Lucas Jackson
zoom-in-whitePerbesar
New York Stock Exchange (NYSE) Foto: REUTERS/Lucas Jackson
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indeks saham Amerika Serikat atau Wall Street ditutup bervariasi pada perdagangan Kamis (6/6). Indeks S&P 500 dan Nasdaq terpantau melemah, sementara Dow Jones menguat.
ADVERTISEMENT
Mengutip Reuters, Jumat (7/6), indeks Dow Jones naik 78,84 poin, atau 0,20 persen menjadi 38.886,17. Indeks S&P 500 turun 1,07 poin, atau 0,02 persen menjadi 5,352,96. Indeks Nasdaq Composite turun 14,78 poin, atau 0,09 persen menjadi 17.173,12.
S&P 500 dan Nasdaq sempat naik pada awal perdagangan dan mencapai rekor tertinggi intraday baru, namun kemudian melemah karena saham teknologi turun. Salah satunya, saham Nvidia yang turun 1,1 persen pada perdagangan Kamis kemarin.
Keuntungan saham Nvidia dan pemain lain yang terkait dengan AI telah mendorong reli Wall Street tahun ini, dengan produsen chip tersebut menyumbang sekitar sepertiga dari kenaikan S&P 500 tahun ini sebesar lebih dari 12 persen.
Kantor perusahaan Nvidiadi Taiwan. Foto: AlmondYue/Shutterstock
Sementara itu, investor akan mengamati laporan penting nonfarm payrolls AS pada hari Jumat. Adapun data terbaru mengenai laporan mingguan klaim pengangguran menunjukkan pelonggaran pasar tenaga kerja, yang memungkinkan Federal Reserve mulai memangkas suku bunga.
ADVERTISEMENT
"Ini sedikit jeda sebelum non-pertanian," kata Bill Strazzullo, kepala strategi pasar di Bell Curve Trading, Boston.
"Ini bukan hal yang aneh. Kami mengalami hari besar kemarin dan hari ini orang-orang mendapatkan posisi yang mereka inginkan sebelum angka gaji," katanya.
Ilustrasi Wall Street. Foto: Shutterstock
Para pedagang juga melihat peluang penurunan suku bunga pada bulan September sebesar 68 persen, berdasarkan alat FedWatch CME, dan telah memperkirakan sekitar dua penurunan tahun ini.
“Kita berada dalam kekosongan informasi antara sekarang dan besok,” kata Thomas Hayes, ketua Great Hill Capital di New York.
“Tetapi secara umum kita telah memasuki kebijakan pelonggaran bank sentral global yang terkoordinasi di negara-negara Barat, tidak termasuk Jepang, yang akan melakukan pengetatan,” tambahnya.