Wall Street Ditutup Bervariasi Usai Inflasi AS Lebih Rendah dari Perkiraan

14 Mei 2025 6:53 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Ilustrasi Wall Street. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Wall Street. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Indeks saham Amerika Serikat (AS) Wall Street ditutup bevariasi pada perdagangan Selasa (13/5). S&P 500 dan Nasdaq naik setelah pengumuman inflasi AS yang lebih rendah dari perkiraan, menambah optimisme investor sejak Senin AS dan China mengumumkan gencatan senjata perdagangan.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, Dow Jones Industrial Average turun 269,67 poin, atau 0,64 persen menjadi 42.140,43, S&P 500 (.SPX) naik 42,36 poin, atau 0,72 persen menjadi 5.886,55 dan Nasdaq Composite (.IXIC) naik 301,74 poin atau 1,61 persen menjadi 19.010,09.
Indeks Dow (.DJI) mengalami penurunan terbesarnya sebesar 17,8 persen pada saham UnitedHealth (UNH.N) setelah lembaga asuransi menghentikan prakiraan tahunannya dan CEO-nya mengundurkan diri.
Di antara 11 sektor industri utama S&P 500, enam sektor mengalami kemajuan terutama sektor teknologi (.SPLRCT) berakhir naik 2,25 persen, sementara layanan kesehatan (.SPXHC) menjadi yang paling merugi, turun 2,97 persen.
S&P 500 dan Nasdaq telah memulihkan kerugian sejak 2 April, ketika Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif timbal balik resiprokal yang meluas.
ADVERTISEMENT
Penghentian implementasi tarif selama 90 hari yang diumumkan pada 9 April untuk negara-negara selain China, bersama dengan laporan pendapatan yang solid dan perjanjian perdagangan AS-Inggris yang terbatas minggu lalu, membantu S&P 500 dan Nasdaq yang sarat teknologi pulih kembali.
Saham operator bursa kripto Coinbase Global (COIN.O) melonjak hampir 24 persen setelah pengumuman perusahaan tersebut dijadwalkan bergabung dengan S&P 500 pada tanggal 19 Mei.
Seekor burung terbang sebagai penghormatan kepada Ratu Elizabeth muncul di layar papan iklan Nasdaq MarketSite di Times Square, di New York, AS, Kamis (8/9/2022). Foto: Andrew Kelly/Reuters
Dengan lebih dari 90 persen perusahaan S&P 500 telah melaporkan pendapatannya, saham raksasa ritel Walmart (WMT.N) akan menjadi pusat perhatian akhir minggu ini.
S&P 500 ditutup dengan keuntungan tahun berjalan untuk pertama kalinya sejak akhir Februari setelah data menunjukkan bahwa Indeks Harga Konsumen (CPI) AS pulih secara moderat pada April.
ADVERTISEMENT
Inflasi umum meningkat 0,2 persen bulan lalu dibandingkan estimasi ekonom untuk kenaikan 0,3 persen dan penurunan 0,1 persen pada Maret. CPI AS naik 2,3 persen dalam 12 bulan hingga April, setelah naik 2,4 persen dalam periode 12 bulan hingga Maret.
Rally saham sejak Senin menyusul kesepakatan AS dan China untuk mengurangi tarif timbal balik yang ketat, yang menandakan upaya bersama untuk mencegah kemerosotan ekonomi global.
AS akan menurunkan sementara tarif tambahan yang dikenakannya terhadap impor China menjadi 30 persen dari 145 persen selama tiga bulan, sementara bea masuk China terhadap impor AS akan turun menjadi 10 persen dari 125 persen dalam periode yang sama.
Setelah gencatan senjata tarif, banyak perusahaan pialang menurunkan kemungkinan terjadinya resesi AS. Namun, para pelaku pasar memprediksi The Fed AS akan menunda penurunan suku bunga hingga September, dan masih mengantisipasi dua kali pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin pada akhir tahun.
ADVERTISEMENT
Sejumlah pejabat The Fed juga dijadwalkan berpidato minggu ini, termasuk Ketua Jerome Powell pada hari Kamis.