Wall Street Ditutup Bervariasi Usai Korea Selatan Cabut Darurat Militer

4 Desember 2024 6:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Militer mencoba memasuki gedung utama Majelis Nasional setelah Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mengumumkan darurat militer di Seoul, Korea Selatan, Selasa (3/12/2024). Foto: JUNG YEON-JE / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Militer mencoba memasuki gedung utama Majelis Nasional setelah Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mengumumkan darurat militer di Seoul, Korea Selatan, Selasa (3/12/2024). Foto: JUNG YEON-JE / AFP
ADVERTISEMENT
Indeks utama saham Amerika Serikat (AS), Wall Street, ditutup bervariasi pada perdagangan Selasa (3/12). Mengutip Reuters, Dow Jones (.DJI), tercatat turun 0,17 persen menjadi 44.705, S&P 500 (.SPX) naik 0,05 persen menjadi 6.049 dan Nasdaq Composite (.IXIC) naik 0,40 persen menjadi 19.480.
ADVERTISEMENT
Bervariasinya Indeks saham AS pada penutupan perdagangan disebabkan pencabutan deklarasi darurat militer yang mengejutkan di Korea Selatan yang telah menghilangkan satu sumber kegelisahan geopolitik untuk bersaing dengan pasar dunia, sebagaimana dikutip Reuters.
Langkah Korea Selatan tersebut ternyata memberikan dampak dorongan sederhana pada perkembangan saham AS, yang sebaliknya dibatasi untuk sebagian besar sesi. S&P 500 dan Nasdaq berhasil mencapai rekor penutupan tertinggi baru.
"Perkembangan ini, dikombinasikan dengan yang ada di Prancis dan hasil pemilihan presiden AS, semuanya menciptakan ketidakpastian ketika investor berpikir tentang bagaimana memposisikan diri mereka bergerak ke tahun 2025," kata Greg Bassuk, CEO di AXS Investments, di New York.
Won Korea Selatan telah jatuh ke level terendah dua tahun terakhir terhadap dolar setelah Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mengumumkan darurat militer, apa yang dia katakan sebagai upaya untuk memblokir upaya partai-partai oposisi untuk membajak proses parlemen. Presiden Yoon kemudian membalikkan keputusan tersebut, menghormati suara parlemen yang menentang tindakan tersebut.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, dolar AS mampu ditutup secara nominal lebih rendah terhadap beberapa mata uang dunia, karena pasar keuangan memperkuat ekspektasi The Fed yang akan melakukan pemotongan suku bunga lagi pada pertemuan kebijakan bulan ini.
Tetapi kerugiannya terkendali oleh krisis politik Prancis yang sedang berlangsung, dan ancaman tarif yang masih ada dari Presiden terpilih Donald Trump.
Terakhir, indeks dolar yang mengukur greenback terhadap sekeranjang mata uang termasuk yen dan euro, turun 0,03 persen menjadi 106,34, dengan euro naik 0,1 persen menjadi $1,0508.