Wall Street Ditutup Melemah Imbas Investor Khawatir Suku Bunga Tak Segera Turun

6 Desember 2022 6:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
New York Stock Exchange (NYSE) di Wall Street, New York City. Foto: Brendan McDermid/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
New York Stock Exchange (NYSE) di Wall Street, New York City. Foto: Brendan McDermid/REUTERS
ADVERTISEMENT
Indeks Saham Amerika Serikat (AS), Wall Street, ditutup melemah pada perdagangan Senin (5/12). Hal itu disebabkan para investor ketakutan atas data yang lebih baik dari perkiraan sektor jasa keuangan dalam mengevaluasi kembali apakah Federal Reserve dapat menaikkan suku bunga lebih lama.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari Reuters, Selasa (6/12), Dow Jones Industrial Average (.DJI) turun 482,78 poin atau 1,4 persen ditutup pada 33.947,1, S&P 500 (.SPX) kehilangan 72,86 poin atau 1,79 persen berakhir pada 3.998,84, dan Nasdaq Composite (.IXIC) turun 221,56 poin atau 1,93 persen menjadi berakhir pada 11.239,94.
Di sisi lain, ketiga indeks utama menderita karena data menunjukkan aktivitas industri jasa AS secara tak terduga yang meningkat pada bulan November. Adapun dengan ketenagakerjaan yang berangsur pulih, menawarkan lebih banyak bukti tentang momentum yang mendasari ekonomi.
Data tersebut muncul setelah survei pekan lalu yang menunjukkan pekerjaan dan pertumbuhan upah yang lebih kuat dari perkiraan pada November. Hal ini menantang harapan bahwa Fed mungkin memperlambat kecepatan dan intensitas kenaikan suku bunga di tengah tanda-tanda baru-baru ini dari inflasi yang surut.
ADVERTISEMENT
CEO Drury Capital, Bernard Drury, mengatakan hal itu akibat adanya laporan pekerjaan yang menunjukkan ekonomi tidak banyak melambat. Hal ini bertentangan dengan pesan yang disampaikan oleh Kepala Federal Reserve Jerome Powell pada Rabu sore yang mengatakan sudah waktunya untuk memperlambat laju kenaikan suku bunga yang akan datang.
"Kami kembali ke mode melawan inflasi," ujar Drury.
Investor juga melihat peluang 89 persen bank sentral AS akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin minggu depan menjadi 4,25 persen-4,50 persen dengan suku bunga memuncak di 4,984 persen pada Mei 2023.
Sementara itu, Komite Pasar Terbuka Federal yang menetapkan suku bunga bertemu pada 13-14 Desember. Pertemuan terakhir di tahun yang bergejolak ini melihat upaya bank sentral untuk menahan kenaikan inflasi multi-dekade dengan rekor kenaikan suku bunga.
ADVERTISEMENT
Pengetatan kebijakan yang agresif juga telah memicu kekhawatiran akan penurunan ekonomi dengan JPMorgan, Citigroup dan BlackRock di antara mereka yang meyakini kemungkinan resesi pada tahun 2023.
Dalam data ekonomi lainnya minggu ini, investor juga akan memantau klaim pengangguran mingguan, harga produsen, dan survei sentimen konsumen Universitas Michigan untuk petunjuk lebih lanjut tentang kesehatan ekonomi AS.