Wall Street Ditutup Melemah Imbas Iran-Israel Memanas

2 Oktober 2024 6:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Wall Street. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Wall Street. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indeks saham Amerika Serikat (Wall Street) turun pada penutupan perdagangan Selasa (2/10). Bersamaan dengan imbal hasil Treasury yang juga memangkas penurunan, di tengah harapan bahwa eskalasi lebih lanjut dari konflik Timur Tengah tidak akan segera terjadi.
ADVERTISEMENT
Mengutip Reuters, Dow Jones Industrial Average (.DJI) turun 173,18 poin atau 0,41 persen menjadi 42.156,97, S&P 500 (.SPX) turun 53,73 poin atau 0,93 persen menjadi 5.708,75 dan Nasdaq Composite (.IXIC) turun 278,81 poin atau 1,53 persen menjadi 17.910,36.
Kemarin, Iran menembakkan rudal balistik ke Israel sebagai balasan atas operasi Israel terhadap sekutu Teheran, Hizbullah, di Lebanon. Amerika Serikat kemudian mengecam tindakan Iran tersebut dan mengatakan pihaknya sedang berkonsultasi dengan Israel mengenai tanggapan setelah pasukan militer AS membantu Israel mengalahkan serangan tersebut.
Di samping kekhawatiran geopolitik, para investor AS mengkhawatirkan dampak Badai Helene dan terhentinya distribusi jalur laut AS akibat mogok pekerja dermaga di Pantai Timur dan Pantai Teluk. Mogok kerja ini terjadi setelah tidak adanya kesepakatan kontrak baru dengan pemilik pelabuhan usai melewati tenggat waktu yang telah ditentukan.
ADVERTISEMENT
Kondisi ini menambah tekanan ekstra pada ekuitas, S&P 500 dan Dow telah mengakhiri sesi Senin dengan rekor penutupan tertinggi.
Pelacak dari senjata api yang ditembakkan ke udara untuk merayakan serangan rudal Iran ke Israel, terlihat di atas Beirut, Lebanon, Selasa (1/10/2024). Foto: Louisa Gouliamaki/REUTERS
Pengukur saham MSCI di seluruh dunia (.MIWD00000PUS), turun 6,09 poin atau 0,71 persen menjadi 845,69. Sebelumnya, indeks STOXX 600 Eropa (.STOXX) ditutup dengan penurunan 0,38 persen.
Indeks volatilitas pasar CBOE, pengukur ketakutan Wall Street, (.VIX), naik ke 19,25 dan menyentuh level penutupan tertinggi sejak 9 September.
Di pasar valuta asing, yen Jepang dan franc Swiss, yang dianggap sebagai mata uang safe haven, keduanya tidak terdampak konflik Iran-Israel pada Selasa (2/10). Dolar juga terbantu oleh data yang menunjukkan pasar tenaga kerja AS terpantau tangguh pada Selasa (2/10) dan penolakan dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell sehari sebelumnya terhadap taruhan pada pemotongan suku bunga yang lebih besar.
ADVERTISEMENT
Indeks dolar naik 0,45 persen menjadi 101,20. Euro turun 0,58 persen pada USD 1,1069 dan terhadap yen Jepang, dolar melemah 0,08 persen menjadi 143,51.
Penyebabnya adalah para investor yang mencari keamanan dalam obligasi pemerintah AS, imbal hasil pada obligasi acuan AS 10 tahun turun 6,3 basis poin menjadi 3,739 persen dari 3,802 persen pada akhir Senin.
Imbal hasil obligasi 2 tahun, yang biasanya bergerak sejalan dengan ekspektasi suku bunga, turun 4,3 basis poin menjadi 3,6084 persen dari 3,651 persen pada Senin sore.
"Kita tunggu saja dan semoga jeda ini akan bertahan dan kemudian pasar akan mengalihkan perhatian mereka kembali ke beberapa data pagi, yang jelas memiliki implikasi yang lebih luas dan jangka panjang bagi imbal hasil,” kata Direktur Pendapatan Tetap di Bryn Mawr Trust di Berwyn, Pennsylvania Jim Barnes saat menyoroti konflik Iran dan Israel, dikutip dari Reuters, Rabu (3/10).
ADVERTISEMENT
Logam mulia, yang juga dipandang sebagai aset safe haven di masa ketidakpastian, diminati pada Selasa. Harga emas spot naik 0,91 persen menjadi USD 2.658,39 per ons. Harga emas berjangka AS naik 0,95 persen menjadi USD 2.661,10 per ons.