Wall Street Ditutup Melemah, Imbas Laporan Tingkat Pengangguran di AS Naik

5 Agustus 2024 6:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Wall Street. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Wall Street. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indeks utama saham Amerika Serikat (AS), Wall Street, melemah pada penutupan perdagangan Jumat (2/8). Hal ini dipicu oleh Nasdaq Composite yang mengonfirmasi bahwa indeks tersebut berada dalam wilayah koreksi setelah laporan pekerjaan yang lemah memicu kekhawatiran akan datangnya resesi.
ADVERTISEMENT
Mengutip Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average turun 610,71 poin, atau 1,51 persen menjadi 39.737,26. S&P 500 turun 100,12 poin, atau 1,84 persen menjadi 5.346,56. Nasdaq Composite turun 417,98 poin atau 2,43 persen menjadi 16.776,16.
The Labor Department mengatakan bahwa jumlah pekerja non pertanian meningkat sebesar 114.000 pekerjaan bulan lalu, jauh di bawah perkiraan rata-rata 175.000 oleh para ekonom. Setidaknya 200.000 yang menurut para ekonom diperlukan untuk mengimbangi pertumbuhan populasi. Adapun tingkat pengangguran melonjak hingga 4,3 persen mendekati level tertinggi dalam tiga tahun.
Data tersebut menambah kekhawatiran bahwa ekonomi akan melambat lebih cepat dan Federal Reserve telah keliru dengan mempertahankan suku bunga pada pertemuan kebijakannya yang hari Rabu lalu.
Menurut FedWatch Tool milik CME, ekspektasi untuk penurunan suku bunga sebesar 50 basis poin (bps) pada pertemuan Fed bulan September melonjak menjadi 69,5 persen dari 22 persen pada sesi sebelumnya.
ADVERTISEMENT
"Jelas angka pekerjaan adalah berita utama, tetapi kita tampaknya telah secara resmi memasuki setidaknya dunia rasional di mana berita ekonomi yang buruk dibaca sebagai buruk daripada berita ekonomi yang buruk dibaca sebagai baik," kata Lamar Villere, manajer portofolio di Villere & Co.
"The Fed akan memangkas suku bunga dan kita semua sudah menyesuaikan diri dengan itu, itu sudah pasti. Sekarang lebih seperti hei, apakah mereka menunggu terlalu lama? Apakah kita sedang menghadapi resesi?"
Data pekerjaan yang lemah juga memicu apa yang dikenal sebagai "Aturan Sahm," yang oleh banyak orang dianggap sebagai indikator resesi yang akurat secara historis," ujarnya.
Penurunan tersebut mendorong Nasdaq Composite turun lebih dari 10 persen dari penutupan tertingginya di bulan Juli untuk mengonfirmasi bahwa indeks tersebut mengalami koreksi setelah kekhawatiran meningkat tentang valuasi yang mahal dalam ekonomi yang melemah.
ADVERTISEMENT
S&P 500 ditutup pada level terendah sejak 4 Juni. Baik indeks acuan S&P maupun Dow mengalami penurunan dua hari terbesar sejak Maret 2023.