Wall Street Ditutup Melemah, Indeks Dow Jones Sempat Sentuh Rekor 40.000

17 Mei 2024 6:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
New York Stock Exchange (NYSE) di Wall Street, New York City. Foto: Brendan McDermid/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
New York Stock Exchange (NYSE) di Wall Street, New York City. Foto: Brendan McDermid/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indeks saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street ditutup lebih rendah pada perdagangan, Kamis (16/5). Satu dari tiga indeks utama Wall Street, Dow Jones Industrial Average (.DJI) mencatatkan level tertingginya 40.000, untuk pertama kalinya.
ADVERTISEMENT
Saham Wallmart yang membuat Dow Jones berada di atas level 40.000 karena saham pengecer terbesar di dunia ini naik hampir 7 persen karena hasil fiskal kuartal pertama yang kuat.
Kenaikan Dow menuju angka 40.000 terjadi karena ekspektasi penurunan suku bunga dan antusiasme seputar kecerdasan buatan (AI) yang meningkatkan sentimen investor.
Pemotongan suku bunga Federal Reserve (The Fed) yang pertama diperkirakan juga akan terjadi pada bulan September, menurut FedWatch Tool dari CME Group. Ekspektasi tersebut meningkat setelah kenaikan harga konsumen bulan April yang lebih kecil dari perkiraan dilaporkan awal pekan ini.
Namun, kenaikan awal pada ekuitas menghilang kemudian, sehingga ketiga indeks utama ditutup melemah. Mengutip Reuters, Jumat (17/5), rata-rata Industri Dow Jones (.DJI), turun 38,62 poin, atau 0,10 persen menjadi 39.869,38, S&P 500 (.SPX) kehilangan 11,05 poin, atau 0,21 persen, menjadi 5.297,10 dan Nasdaq Composite (.IXIC) turun 44,07 poin, atau 0,26 persen, menjadi 16.698,32.
Ilustrasi Walmart. Foto: Brendan McDermid/REUTERS
Indeks saham blue chip telah pulih dari posisi terendahnya pada Oktober 2022 lalu. Pendorongnya adalah pertumbuhan ekonomi AS, meskipun ada kenaikan tajam suku bunga oleh Federal Reserve.
ADVERTISEMENT
"Kami mengalami reli besar dan orang-orang melihat kelipatannya, dengan mengatakan 'kami mengalami pertumbuhan pendapatan yang besar tahun ini dan tahun depan, namun masih diperkirakan sebesar 21 atau 22 kali lipat pendapatan ke depan,” kata chairman of Great Hill Capital di New York, Thomas Hayes dikutip dari Reuters, Jumat (17/5).
“Kami punya banyak kabar baik dan banyak di antaranya yang sudah diperkirakan dan itulah yang sedang dihadapi pasar saat ini,” tambah Hayes.
Data pada perdagangan Kamis juga menunjukkan jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun pada pekan lalu, meskipun kondisi pasar tenaga kerja tetap cukup ketat bahkan ketika pertumbuhan lapangan kerja sedang melambat.