Wall Street Ditutup Melemah, Investor Cermati Konflik Timur Tengah

4 Oktober 2024 5:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Wall Street. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Wall Street. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indeks saham Amerika Serikat (AS) Wall Street ditutup melemah pada perdagangan Kamis (3/10). Hal ini disebabkan oleh investor yang memahami peningkatan eskalasi yang terjadi di Timur Tengah.
ADVERTISEMENT
Mengutip Reuters pada Jumat (4/10), Industri Dow Jones (.DJI) turun 184,93 poin atau 0,44 persen menjadi 42.011,59, S&P 500 (.SPX) turun 9,58 poin atau 0,17 persen menjadi 5.699,96 dan Nasdaq Composite (.IXIC) turun 6,65 poin atau 0,04 persen menjadi 17.918,48. Walau demikian, secara tahunan S&P 500 tetap naik 19,5 persen.
Indeks Volatilitas Cboe (.VIX) yang merupakan pengukur rasa takut Wall Street naik ke 20,49 menjadi level penutupan tertinggi sejak 6 September.
Ekonom Morgan Stanley bilang berhentinya para pekerja di Timur Tengah dan sekitar Teluk Arab membuat kenaikan harga konsumen.
Saham energi menguat seiring dengan melonjaknya harga minyak karena meningkatnya kekhawatiran atas meluasnya konflik regional di Timur Tengah yang dapat menimbulkan ancaman terhadap arus minyak mentah global. Indeks energi S&P 500 (.SPNY) naik 1,6 persen.
ADVERTISEMENT
Selain konflik Timur Tengah, laporan pekerjaan hari Jumat untuk bulan September dianggap penting untuk prospek suku bunga AS. Ekonom berpendapat akan ada penambahan 140.000 pekerjaan, sementara tingkat pengangguran diantisipasi tetap stabil pada 4,2 persen.
Adam Sarhan, kepala eksekutif 50 Park Investments di New York bilang investor sangat ingin memperoleh lebih banyak data tentang pasar tenaga kerja setelah Federal Reserve bulan lalu memangkas suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin, yang merupakan pengurangan pertama dalam biaya pinjaman sejak 2020.
"Tampaknya investor berhati-hati menjelang laporan pekerjaan besok, wajar jika terjadi aksi ambil untung setelah reli besar seperti yang terjadi dalam dua atau tiga minggu terakhir,” jelasnya.
S&P 500 mencatat 25 titik tertinggi baru dalam 52 minggu dan 2 titik terendah baru; Nasdaq Composite mencatat 63 titik tertinggi baru dan 114 titik terendah baru.
ADVERTISEMENT
Volume di bursa AS adalah 11,01 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 12,08 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.