Wall Street Ditutup Melemah, Investor Khawatir The Fed Tetap Naikkan Suku Bunga

20 Maret 2023 6:46 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
New York Stock Exchange (NYSE) di Wall Street, New York City. Foto: Brendan McDermid/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
New York Stock Exchange (NYSE) di Wall Street, New York City. Foto: Brendan McDermid/REUTERS
ADVERTISEMENT
Indeks saham Amerika Serikat (AS), Wall Street, ditutup melemah pada perdagangan, Jumat (17/3). Penurunannya itu juga diikuti oleh imbal hasil obligasi pemerintah AS yang turun tajam pada perdagangan minggu ini.
ADVERTISEMENT
Mengutip Reuters, Senin (20/3), indeks Dow Jones berakhir turun hingga 384,57 poin (1,19 persen) ke level 31.861,98; Indeks S&P 500 turun 43,68 poin (1,1 persen) ke 3.916,6; dan Indeks Nasdaq melemah 86,77 poin (0,74 persen) ke 11.630,51.
Anjloknya Wall Street disebabkan karena investor khawatir Federal Reserve (The Fed) akan memutuskan kenaikan suku bunga yang agresif. Hal ini bertujuan untuk menghindari memperburuk tekanan sistem keuangan akibat ambruknya Silicon Valley Bank dan Signature Bank.
Pekerja melihat pergerakan saham dari layar monitor di Wall Street di New York City. Foto: Eisele / AFP
Reli di area sensitif suku bunga seperti saham teknologi tampaknya, memberi sinyal bahwa pasar memperkirakan suku bunga akan terus turun karena resesi yang ditakuti secara luas semakin dekat.
Ahli strategi portofolio di Natixis Investment Managers Solutions, Garrett Melson, mengatakan bawah krisis perbankan telah memicu kekhawatiran resesi.
ADVERTISEMENT
Imbal hasil jangka pendek kemungkinan akan bergantung pada pertemuan Federal Reserve minggu ini. Garrett mengatakan, tanda-tanda bahwa bank sentral dapat memprioritaskan stabilitas keuangan atau menghentikan kenaikan suku bunga dapat memicu imbal hasil lebih rendah lagi.