Wall Street Ditutup Melemah Usai Walmart Pangkas Kinerja, Imbas Lonjakan Inflasi

27 Juli 2022 6:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Walmart. Foto: Brendan McDermid/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Walmart. Foto: Brendan McDermid/REUTERS
ADVERTISEMENT
Indeks saham Amerika Serikat (AS), Wall Street ditutup melemah pada perdagangan, Selasa (26/7), setelah perusahaan pengecer, Walmart memangkas perkiraan pendapatannya yang lebih rendah tahun ini. Hal tersebut menambah kekhawatiran konsumen atas kemungkinannya resesi ekonomi.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari Reuters, Rabu (27/7), Dow Jones Industrial Average (.DJI) turun 228,5 poin atau 0,71 persen menjadi 31.761,54, S&P 500 (.SPX) kehilangan 45,79 poin atau 1,15 persen menjadi 3.921,05 dan Nasdaq Composite (.IXIC) turun 220,09 poin atau 1,87 persen menjadi 11.562,58.
Adapun Walmart memangkas perkiraan laba kuartalan dan tahunan secara penuh di 2022, karena meningkatnya kenaikan harga atau inflasi pada makanan. Hal ini membuat khawatir investor yang mempertimbangkan implikasinya terhadap saham ritel lainnya.
Pengecer jumbo itu mengatakan, harga yang lebih tinggi mendorong konsumen untuk menarik kembali belanja barang dagangan umum, terutama dalam pakaian jadi.
Saham Walmart pun ditutup jatuh 7,6 persen pada hari Selasa dan menyeret pengecer lain seperti Kohl's dan Target masing-masing turun 9,1 persen dan 3,6 persen. Di antara perusahaan pakaian jadi, Macy's termasuk yang paling terpukul, turun 7,2 persen. Nordstrom dan Ross masing-masing kehilangan lebih dari 5 persen, dan TJX Companies turun sekitar 4,2 persen. SPDR S&P Retail ETF turun hampir 4,2 persen.
ADVERTISEMENT
Gejolak ritel juga berdampak ke saham e-commerce. Shopify anjlok sekitar 14,1 persen setelah penyedia pembayaran mengumumkan akan memberhentikan sekitar 10 persen. Amazon juga ikut turun 5,2 persen.
Inflasi juga telah mengubah biaya produksi untuk perusahaan seperti General Motors yang sahamnya turun 3,4 persen setelah perusahaan meleset dari perkiraan pendapatan, menyalahkan gangguan rantai pasokan yang memaksa penutupan pabrik dan menyebabkannya mengirimkan lebih sedikit kendaraan dari yang diharapkan.
Para investor juga bersiap untuk serangan besar atas laporan keuangan para raksasa teknologi dan data ekonomi minggu ini, serta hasil pertemuan Federal Reserve, yang akan membantu Wall Street mengarahkan ekspektasinya untuk sisa tahun ini.
Pada hari Selasa Kemarin, bank sentral The Fed memulai pertemuan kebijakan dua hari. Diperkirakan pada pertemuan tersebut, The Fed akan menaikkan tingkat suku bunga sebesar 75 basis poin (bps).
ADVERTISEMENT